Inspeksi Visual Asam Asetat Cegah Kanker Serviks
Selasa, 30 Juni 2015 8:47 WIB
Kanker serviks (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)
"Penyakit ini paling ditakuti oleh kaum wanita. Dan merujuk badan kesehatan dunia setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas penyebab kematian wanita dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Grace Punuh di Manado, Selasa.
Penyakit ini dapat dicegah melalui IVA yang dilakukan minimal sekali dalam lima tahun, pemeriksaan "pap smear" tiap tahun atau "human papilloma virus" (HPV).
Punuh mencontohkan pemeriksaan dengan IVA yang menggunakan asam cuka,di mana metode melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas.
Menururt dia, penyebab terjadinya penyakit ini, diakibatkan tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, dan 99 persen penyebabnya adalah HPV, kanker serviks bisa terjadi pada perempuan yang telah melakukan hubungan seksual.
Gejalahnya, lanjut dia, haid tidak normal, pendarahan tidak pada masa haid, pendarahan masa menopause, keputihan atau keluar cairan encer kekuningan darah seperti nanah dan pendarahan pasca berhubungan seks.
"Faktor resiko terjadinya penyakit tersebut yaitu melakukan hubungan seks di usia muda kurang dari 18 tahun, gonta-ganti pasangan seks, perokok pasif atau perilaku seks tidak sehat," jelasnya.
Saat ini, kata dia, pemeriksaan menggunakan metode IVA dapat dilakukan pada bidan desa, puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit, dan rumah bersalin.
"Mudah-mudahan semakin banyak kaum perempuan yang peduli status kesehatannya dengan rutin memeriksakan diri ke pusat-pusat layanan kesehatan yang disediakan pemerintah sebagai langkah pencegahan kanker serviks," harapnya.
Penyakit ini dapat dicegah melalui IVA yang dilakukan minimal sekali dalam lima tahun, pemeriksaan "pap smear" tiap tahun atau "human papilloma virus" (HPV).
Punuh mencontohkan pemeriksaan dengan IVA yang menggunakan asam cuka,di mana metode melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas.
Menururt dia, penyebab terjadinya penyakit ini, diakibatkan tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, dan 99 persen penyebabnya adalah HPV, kanker serviks bisa terjadi pada perempuan yang telah melakukan hubungan seksual.
Gejalahnya, lanjut dia, haid tidak normal, pendarahan tidak pada masa haid, pendarahan masa menopause, keputihan atau keluar cairan encer kekuningan darah seperti nanah dan pendarahan pasca berhubungan seks.
"Faktor resiko terjadinya penyakit tersebut yaitu melakukan hubungan seks di usia muda kurang dari 18 tahun, gonta-ganti pasangan seks, perokok pasif atau perilaku seks tidak sehat," jelasnya.
Saat ini, kata dia, pemeriksaan menggunakan metode IVA dapat dilakukan pada bidan desa, puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit, dan rumah bersalin.
"Mudah-mudahan semakin banyak kaum perempuan yang peduli status kesehatannya dengan rutin memeriksakan diri ke pusat-pusat layanan kesehatan yang disediakan pemerintah sebagai langkah pencegahan kanker serviks," harapnya.
Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Kemenkes Prioritaskan Kasus Kanker Payudara dan Serviks yang Banyak Diidap Perempuan
01 February 2017 14:42 WIB, 2017
Menkes: Konsumsi Buah Sayur Lokal Penting dalam Mewujudkan Gizi Seimbang
25 January 2017 15:32 WIB, 2017
Menko PMK Akui Layanan BPJS Kesehatan lebih Maju dibanding awal 2014
25 January 2017 12:32 WIB, 2017
Penelitian: Orang yang tinggal dekat Jalan Raya Berisiko Mengidap Demensia
05 January 2017 11:08 WIB, 2017
Presiden Minta Bayi yang masih dalam Kandungan Penting diberi Protein dan Gizi Cukup
05 December 2016 16:26 WIB, 2016