Peneliti: Alutsista Indonesia Harus Dilakukan Peninjauan Ulang Secara Betul
Kamis, 2 Juli 2015 11:17 WIB
Pesawat Hercules C-130 (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
"Sehingga menurut saya tidak ada pilihan lain bagi sistem alutsista Indonesia selain harus dilakukan peninjauan ulang secara betul," katanya di Jakarta, Rabu, ketika ditanya mengenai tanggapannya terhadap kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, Selasa siang.
Untuk menyiasati keterbatasan anggaran pertahanan negara dari segi APBN, Rizal Sukma mengusulkan kepada TNI untuk fokus pada empat area. Fokus pertama yakni membangun kemampuan mobilitas pertahanan di darat, laut, dan udara dengan memprioritaskan pada pengadaan alat-alat transportasi militer.
"Implikasi area ini cukup banyak, seperti untuk mengangkut pasukan dalam sebuah operasi nonmiliter yang sangat tergantung pada kecepatan dan pergerakan pasukan," ucapnya.
Kedua, memperkuat kemampuan pengintaian dan penginderaan karena kaitan yang dimiliki oleh area ini sangat besar terhadap prioritas pemerintah yang lain, seperti masalah pencurian ikan, pelanggaran perbatasan, dan penyelundupan.
Ketiga, fokus pada bidang yang memiliki kaitan dengan operasi bersifat kemanusiaan, seperti bantuan kemanusiaan pascabencana.
Keempat, peningkatan peran dan kontribusi TNI pada perdamaian dunia, terutama dalam tugas penjaga perdamaian yang inisiatifnya berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut Rizal, saat ini jumlah anggota TNI yang terlibat dalam pasukan penjaga perdamaian sebanyak 2.000 orang dan sedang berusaha ditingkatkan menjadi 4.000 orang.
Kapasitas untuk menjaga perdamaian dunia, katanya, penting karena hal tersebut sesuai dengan tuntutan konstitusi, memberi pengalaman bagi anggota TNI yang terlibat, membawa nama Indonesia, dan membantu Indonesia dalam pembangunan industri pertahanan.
"Empat area itulah yang menurut saya harus dijadikan fokus, tidak perlu terlalu jauh, mengingat anggaran pertahanan sekarang juga terbatas, hanya sekitar 8,3 miliar dollar AS," kata Rizal.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan alutsista militer harus segera diperbarui secara bertahap.
"Tentu pasti rencana Pemerintah memperbarui alutsista kita secara bertahap. Kalau pesawat angkut memang (Pemerintah) baru beli CN-295," kata Wapres.
Terkait armada Hercules yang mengalami kecelakaan di Medan, Wapres mengatakan pesawat tersebut sudah tua dan Indonesia memiliki pesawat sejenis Hercules sebanyak 20 unit.
"Memang ini pesawat tua, sudah 50 tahun, tapi ini mau diretrofit. Semua memang kita punya 20 Hercules. Tentara itu baru beli pesawat tahun 1950-1960, waktu zamannya Bung Karno dan zaman Jenderal Yusuf. Tahun 1960 itu awal-awal (beli) Hercules," jelas Wapres.
Untuk menyiasati keterbatasan anggaran pertahanan negara dari segi APBN, Rizal Sukma mengusulkan kepada TNI untuk fokus pada empat area. Fokus pertama yakni membangun kemampuan mobilitas pertahanan di darat, laut, dan udara dengan memprioritaskan pada pengadaan alat-alat transportasi militer.
"Implikasi area ini cukup banyak, seperti untuk mengangkut pasukan dalam sebuah operasi nonmiliter yang sangat tergantung pada kecepatan dan pergerakan pasukan," ucapnya.
Kedua, memperkuat kemampuan pengintaian dan penginderaan karena kaitan yang dimiliki oleh area ini sangat besar terhadap prioritas pemerintah yang lain, seperti masalah pencurian ikan, pelanggaran perbatasan, dan penyelundupan.
Ketiga, fokus pada bidang yang memiliki kaitan dengan operasi bersifat kemanusiaan, seperti bantuan kemanusiaan pascabencana.
Keempat, peningkatan peran dan kontribusi TNI pada perdamaian dunia, terutama dalam tugas penjaga perdamaian yang inisiatifnya berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut Rizal, saat ini jumlah anggota TNI yang terlibat dalam pasukan penjaga perdamaian sebanyak 2.000 orang dan sedang berusaha ditingkatkan menjadi 4.000 orang.
Kapasitas untuk menjaga perdamaian dunia, katanya, penting karena hal tersebut sesuai dengan tuntutan konstitusi, memberi pengalaman bagi anggota TNI yang terlibat, membawa nama Indonesia, dan membantu Indonesia dalam pembangunan industri pertahanan.
"Empat area itulah yang menurut saya harus dijadikan fokus, tidak perlu terlalu jauh, mengingat anggaran pertahanan sekarang juga terbatas, hanya sekitar 8,3 miliar dollar AS," kata Rizal.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan alutsista militer harus segera diperbarui secara bertahap.
"Tentu pasti rencana Pemerintah memperbarui alutsista kita secara bertahap. Kalau pesawat angkut memang (Pemerintah) baru beli CN-295," kata Wapres.
Terkait armada Hercules yang mengalami kecelakaan di Medan, Wapres mengatakan pesawat tersebut sudah tua dan Indonesia memiliki pesawat sejenis Hercules sebanyak 20 unit.
"Memang ini pesawat tua, sudah 50 tahun, tapi ini mau diretrofit. Semua memang kita punya 20 Hercules. Tentara itu baru beli pesawat tahun 1950-1960, waktu zamannya Bung Karno dan zaman Jenderal Yusuf. Tahun 1960 itu awal-awal (beli) Hercules," jelas Wapres.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Presiden Jokowi bertolak ke Jawa Timur untuk tinjau alutsista PT Pindad
24 July 2023 10:09 WIB, 2023
China alokasikan Rp3,4 kuadriliun untuk anggaran pertahanan tahun 2023
05 March 2023 14:39 WIB, 2023
Perayaan HUT RI, tokoh punakawan hingga alutsista ramaikan pawai pembangunan di Solo
20 August 2022 12:11 WIB, 2022
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017