“Saya menguasai empat bahasa asing, yakni Bahasa Arab, Inggris, Prancis dan Jepang. Saya juga mau belajar Bahasa Tiongkok,” kata Nurhayati di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

Baginya penguasaan bahasa asing sangat penting, apalagi pada era globalisasi ini.

“Mitovasinya, karena saya yakin bahwa dalam hidup perlu komunikasi. Banyak orang salah paham dan miskomunikasi karena tidak bisa mengusai bahasa asing,” kata politisi Partai Demokrat ini.

Dia mempelajari Bahasa Inggris, misalnya, sejak kecil di mana orang tuanya selalu mengajari anak-anaknya, termasuk Nurhayati, untuk berbahasa Inggris.

“Sejak kecil belajar bahasa asing, seperti Inggris, itu jadi bahasa sehari-hari. Semua anggota keluarga saya bisa berbahasa Inggris. Begitu juga dengan bahasa Arab," paparnya.

Untuk Bahasa Jepang, dia mengaku terbantu suaminya, Hasan, yang adalah diplomat yang pernah bertugas di Jepang pada 1989-1993.

“Saya harus berkomunikasi dengan masyarakat Jepang karena mau tak mau saya adalah istri diplomat,” kata Nurhayati.

Untuk Bahasa Prancis, dia menyebutnya tergolong baru karena mulai mempelajaria pada 2010 setelah dia menjadi Presiden Inter Parliamentary Union tahun 2010.

“Selain pendidikan formal, penguasaan bahasa asing itu mempunyai nilai tambah. Penguasaan bahasa asing sangat berguna untuk menghadapi tantangan zaman yang memerlukan penguasaan bahasa asing,” kata perempuan politisi ini.

Dia menambahkan, anak-anak dan menantunya juga menguasai bahasa asing seperti Bahasa Jerman, Arab, dan Bahasa Belanda.

“Anak saya yang kecil malah menguasai bahasa Mandarin,” tutup Nurhayati.