PBB Janji Beri Rp3,4 Miliar Dolar AS untuk Basmi Ebola
Sabtu, 11 Juli 2015 16:53 WIB
Petugas kesehatan dari Medicins Sans Frontieres (MSF) mempersiapkan diri di kamp isolasi ELWA saat kunjungan Koordinator Sistem Senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Ebola David Nabarro, di kamp tersebut di Monrovia, Liberia, Sabtu (23/8). Wa
PBB menyatakan 3,2 miliar dolar AS dibutuhkan untuk mendukung rencana pemulihan tiga negara tersebut, yang hancur akibat penyakit demam berdarah mematikan itu guna dua tahun ke depan.
Sementara itu, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengatakan empat miliar dolar AS dibutuhkan untuk membantu penanganan ebola di daerah terbatas.
Kepala Program Pembangunan PBB Helen Clark mengatakan dana awal itu adalah sebagian, yang akan disediakan selama ini, untuk pemulihan Ebola senilai lebih dari lima miliar dolar AS, yang ia sebut sebagai awal baik dalam membasmi ebola.
Selain itu, Presiden Ellen Johnson Sirleaf juga meminta kepada donor internasional untuk membatalkan utang negara-negara Afrika Barat.
"Dunia secara keseluruhan memiliki saham yang besar untuk bersama-sama menanggapi ancaman global ini. Penyakit ini seperti terorisme, tidak mengenal batas-batas nasional," kata Johnson Sirleaf dalam konferensi pemberian bantuan tersebut.
Wabah Ebola terjadi pertama kali di Guinea pada Desember 2013 dan telah menewaskan lebih dari 11.200 orang di seluruh Afrika Barat.
Ebola kembali muncul di Liberia pekan lalu, hampir dua bulan setelah itu dinyatakan bebas dari virus. Sementara itu, Guinea dan Sierra Leone masih berjuang untuk menghilangkan wabah tersebut.
"Ancaman ini akan berakhir apabila kita membangun kembali sektor kesehatan, sampai kita membangun kembali mata pencaharian di bidang pertanian yang terganggu, sampai kita menopang pendapatan pemerintah yang kering, dan sampai kita menghidupkan kembali sektor swasta yang telah tercekik," kata Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma dalam konferensi PBB.
Bantuan terbesar untuk penanganan wabah ebola tersebut antara lain 381 juta dolar AS dari Inggris, 266 juta dolar AS dari Amerika Serikat, 650 juta dolar AS Bank Dunia, 220 juta dolar AS dari Jerman, 500 juta dolar AS dari Uni Eropa, 745 juta dolar AS dari African Development Bank, dan 360 juta dolar AS dari Bank Pembangunan Islam.
"Kita belum bisa bernapas lega. Sebaliknya, mari kita bersama-sama mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan ini," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Jumat.
Sementara itu, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengatakan empat miliar dolar AS dibutuhkan untuk membantu penanganan ebola di daerah terbatas.
Kepala Program Pembangunan PBB Helen Clark mengatakan dana awal itu adalah sebagian, yang akan disediakan selama ini, untuk pemulihan Ebola senilai lebih dari lima miliar dolar AS, yang ia sebut sebagai awal baik dalam membasmi ebola.
Selain itu, Presiden Ellen Johnson Sirleaf juga meminta kepada donor internasional untuk membatalkan utang negara-negara Afrika Barat.
"Dunia secara keseluruhan memiliki saham yang besar untuk bersama-sama menanggapi ancaman global ini. Penyakit ini seperti terorisme, tidak mengenal batas-batas nasional," kata Johnson Sirleaf dalam konferensi pemberian bantuan tersebut.
Wabah Ebola terjadi pertama kali di Guinea pada Desember 2013 dan telah menewaskan lebih dari 11.200 orang di seluruh Afrika Barat.
Ebola kembali muncul di Liberia pekan lalu, hampir dua bulan setelah itu dinyatakan bebas dari virus. Sementara itu, Guinea dan Sierra Leone masih berjuang untuk menghilangkan wabah tersebut.
"Ancaman ini akan berakhir apabila kita membangun kembali sektor kesehatan, sampai kita membangun kembali mata pencaharian di bidang pertanian yang terganggu, sampai kita menopang pendapatan pemerintah yang kering, dan sampai kita menghidupkan kembali sektor swasta yang telah tercekik," kata Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma dalam konferensi PBB.
Bantuan terbesar untuk penanganan wabah ebola tersebut antara lain 381 juta dolar AS dari Inggris, 266 juta dolar AS dari Amerika Serikat, 650 juta dolar AS Bank Dunia, 220 juta dolar AS dari Jerman, 500 juta dolar AS dari Uni Eropa, 745 juta dolar AS dari African Development Bank, dan 360 juta dolar AS dari Bank Pembangunan Islam.
"Kita belum bisa bernapas lega. Sebaliknya, mari kita bersama-sama mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan ini," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Jumat.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Piala AFF, Shin Tae-yong janji kerja keras untuk hasil maksimal lawan Filipina
20 December 2024 20:00 WIB
Bupati Kudus : Janji paslon terkait honorarium guru swasta masuk APBD 2025
30 November 2024 14:42 WIB
Pilkada Kota Semarang, Agustina-Iswar janji perluas layanan transportasi publik
02 November 2024 5:33 WIB