Kepala dan Usus Ayam Busuk Dijual di Solo
Selasa, 14 Juli 2015 14:11 WIB
Ilustrasi - Seorang pedagang memotong daging ayam di Pasar Kota Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (12/7). Menurut pedagang, saat ini harga daging ayam naik, seperti daging ayam kampung dari Rp. 70.000 per Kg menjadi Rp. 90.000 per Kg dan ayam potong dari
"Tim gabungan juga menemukan tulang sapi busuk dan hati sapi cacingan," kata Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Dispertan Pemkot Surakarta Herry Mirna Margawati usai melakukan inspeksi mendadak di Solo, Selasa.
Ia mengatakan hasil temuan tim gabungan tersebut langsung disita dan dimusnahkan.
Dikatakan tim gabungan terdiri atas Dinas Pertanian (Dispertan) Pemkot Surakarta, Dispertan Provinsi Jawa Tengah, aparat kepolisian, Satpol PP dan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) menyisir pasar tradisional mulai pukul 04.00 WIB.
Tim tersebut terbagi dalam dua tim. Tim I menyisir Pasar Legi, Pasar Jebres, Pasar Harjodaksino, dan kawasan Jagalan. "Di Pasar Legi, tim menyita 2,3 kilogram paru sapi antrakosis," katanya.
Sementara Tim II menyisir ke Pasar Nusukan, Jongke, dan Pasar Sidodadi. Di Pasar Jongke, tim berhasil menemukan dan menyita 1,2 kg tulang sapi busuk dan 3 kg hati sapi cacingan.
Selain itu tim juga menemukan 1,75 kg kepala ayam busuk dan dua kg usus ayam busuk di Pasar Sidodadi. Hasil sitaan kemudian dibawa ke Rumah Potong Hewan (RPH) Jagalan guna dilakukan proses pemusnahan.
Ia mengatakan daging yang dijual oleh pedagang terbukti tidak sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Jika dikonsumsi, bisa menyebabkan keracunan makanan. "Pedagang yang terbukti menjual itu hanya kami beri pembinaan saja," katanya.
Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispertan Pemkot Surakarta, Bagus Sarwoko, mengatakan rata-rata pedagang yang kedapatan menjual daging busuk beralasan daging tersebut dijual untuk pakan ternak.
Ia mengatakan kegiatan ini rutin digelar Dispertan setiap bulannya. Hanya kali ini, pihaknya semakin mengintensifkan pengawasan penjualan daging di pasaran, mengingat selama Ramadhan hingga Lebaran, tingkat konsumsi daging mengalami peningkatan.
Ia mengatakan hasil temuan tim gabungan tersebut langsung disita dan dimusnahkan.
Dikatakan tim gabungan terdiri atas Dinas Pertanian (Dispertan) Pemkot Surakarta, Dispertan Provinsi Jawa Tengah, aparat kepolisian, Satpol PP dan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) menyisir pasar tradisional mulai pukul 04.00 WIB.
Tim tersebut terbagi dalam dua tim. Tim I menyisir Pasar Legi, Pasar Jebres, Pasar Harjodaksino, dan kawasan Jagalan. "Di Pasar Legi, tim menyita 2,3 kilogram paru sapi antrakosis," katanya.
Sementara Tim II menyisir ke Pasar Nusukan, Jongke, dan Pasar Sidodadi. Di Pasar Jongke, tim berhasil menemukan dan menyita 1,2 kg tulang sapi busuk dan 3 kg hati sapi cacingan.
Selain itu tim juga menemukan 1,75 kg kepala ayam busuk dan dua kg usus ayam busuk di Pasar Sidodadi. Hasil sitaan kemudian dibawa ke Rumah Potong Hewan (RPH) Jagalan guna dilakukan proses pemusnahan.
Ia mengatakan daging yang dijual oleh pedagang terbukti tidak sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Jika dikonsumsi, bisa menyebabkan keracunan makanan. "Pedagang yang terbukti menjual itu hanya kami beri pembinaan saja," katanya.
Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispertan Pemkot Surakarta, Bagus Sarwoko, mengatakan rata-rata pedagang yang kedapatan menjual daging busuk beralasan daging tersebut dijual untuk pakan ternak.
Ia mengatakan kegiatan ini rutin digelar Dispertan setiap bulannya. Hanya kali ini, pihaknya semakin mengintensifkan pengawasan penjualan daging di pasaran, mengingat selama Ramadhan hingga Lebaran, tingkat konsumsi daging mengalami peningkatan.
Pewarta : Joko Widodo
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB