Penggunaan Antibiotik Berlebihan Bisa Timbulkan Kekebalan Antimikroba
Rabu, 5 Agustus 2015 12:18 WIB
(FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Bila begini, pengobatan menjadi lebih sulit untuk dilakukan dan membutuhkan biaya kesehatan yang lebih tinggi, kata guru besar farmakologi FKUI, Prof. DR. dr Rianto Setiabudy.
"Oleh karena itu, dokter perlu mendidik pasiennya. Jelaskan mengapa ia memberi atau tidak antibiotik, sehingga pasien berusaha untuk melindungi diri dari resistensi itu," ujar Rianto dalam satu seminar di Jakarta, Rabu.
Dalam forum yang sama, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr. Hari Paraton, Sp.OG(K), menegaskan tak semua penyakit perlu ditangani dengan memberi antibiotik.
"Luka kecil-kecil tidak perlu antibiotik, operasi payudara yang ada benjolannya, tidak perlu pakai antibiotik," kata Hari.
Menurut Hari, penggunaan antibiotik semata hanya untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi kuman dan bakteri, seperti typus dan disentri amuba.
"Kalau penyakit karena infeksi kuman, bakteri, harus pakai antiobiotik seperti tipes, disentri amuba. Tetapi di dunia ini, 70 persen penyakit kan karena virus, biarkan saja menderita panas dingin selama lima hari, paracetamol saja cukup, tidak perlu pakai antibiotik," tutur dia.
Hari mengatakan, dalam tubuh manusia ada miliaran kuman yang tersebar pada beberapa bagian tubuh.
Kuman-kuman ini justru akan bereaksi saat orang mulai mengonsumsi antibiotik.
"Antibiotik yang kita makan itu menginisiasi terjadinya proses resistensi. Di dalam tubuh ada miliran kuman tetapi dia tenang-tenang saja. Tidak apa-apa. Berbeda kalau kita minum antibiotik, mulai berulah dia," kata Hari.
"Oleh karena itu, dokter perlu mendidik pasiennya. Jelaskan mengapa ia memberi atau tidak antibiotik, sehingga pasien berusaha untuk melindungi diri dari resistensi itu," ujar Rianto dalam satu seminar di Jakarta, Rabu.
Dalam forum yang sama, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr. Hari Paraton, Sp.OG(K), menegaskan tak semua penyakit perlu ditangani dengan memberi antibiotik.
"Luka kecil-kecil tidak perlu antibiotik, operasi payudara yang ada benjolannya, tidak perlu pakai antibiotik," kata Hari.
Menurut Hari, penggunaan antibiotik semata hanya untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi kuman dan bakteri, seperti typus dan disentri amuba.
"Kalau penyakit karena infeksi kuman, bakteri, harus pakai antiobiotik seperti tipes, disentri amuba. Tetapi di dunia ini, 70 persen penyakit kan karena virus, biarkan saja menderita panas dingin selama lima hari, paracetamol saja cukup, tidak perlu pakai antibiotik," tutur dia.
Hari mengatakan, dalam tubuh manusia ada miliaran kuman yang tersebar pada beberapa bagian tubuh.
Kuman-kuman ini justru akan bereaksi saat orang mulai mengonsumsi antibiotik.
"Antibiotik yang kita makan itu menginisiasi terjadinya proses resistensi. Di dalam tubuh ada miliran kuman tetapi dia tenang-tenang saja. Tidak apa-apa. Berbeda kalau kita minum antibiotik, mulai berulah dia," kata Hari.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Angka Kematian Akibat Infeksi Resistensi Antibiotik Semakin Meningkat
10 August 2015 12:27 WIB, 2015
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Kemenkes Prioritaskan Kasus Kanker Payudara dan Serviks yang Banyak Diidap Perempuan
01 February 2017 14:42 WIB, 2017
Menkes: Konsumsi Buah Sayur Lokal Penting dalam Mewujudkan Gizi Seimbang
25 January 2017 15:32 WIB, 2017
Menko PMK Akui Layanan BPJS Kesehatan lebih Maju dibanding awal 2014
25 January 2017 12:32 WIB, 2017
Penelitian: Orang yang tinggal dekat Jalan Raya Berisiko Mengidap Demensia
05 January 2017 11:08 WIB, 2017
Presiden Minta Bayi yang masih dalam Kandungan Penting diberi Protein dan Gizi Cukup
05 December 2016 16:26 WIB, 2016