Korban Selamat Ebola Terancam Mengalami Kebutaan
Sabtu, 8 Agustus 2015 22:59 WIB
ilustrasi Seorang relawan medis mempraktekkan cara mengenakan pakaian peralatan perlindungan pribadi (PPE) di pusat penanganan virus Ebola yang baru dibangun di Monrovia, Liberia, Minggu (21/9). (REUTERS/James Giahyue)
Korban Ebola yang selamat yang telah berjuang dari serangan infeksi paling parah masih harus menghadapi masalah kesehatan serius, demikian ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut kondisi kesehatan mereka menjadi "darurat dalam keadaan darurat". "Dunia tidak pernah melihat korban yang selamat dari wabah Ebola dengan jumlah yang sangat besar itu," kata perwakilan WHO Anders Nordstrom, di Sierra Leone, demikian dilansir Reuters, Sabtu.
"Kami memiliki 13.000 korban yang selamat di tiga negara (Guinea, Liberia dan Sierra Leone). Ini hal baru - baik dari segi medis dan sosial," ujarnya.
Tim perawatan klinis korban selamat Ebola dari WHO Daniel Bausch mengatakan sekitar setengah dari semua orang yang berjuang dari virus sekarang melaporkan nyeri sendi, dengan beberapa efek yang parah.
"Masalah mata termasuk peradangan, gangguan penglihatan dan - dalam kasus berat tapi masih sedikit, yakni kebutaan, telah dilaporkan sekitar 25 persen dari korban," kata Bausch.
Masalah jangka panjang belum bisa diprediksi namun tetap sama-sama serius, seperti meningkatnya tingkat depresi, gangguan stres pascatrauma, pengucilan masyarakat, juga mempengaruhi korban.
Virus Ebola diperkirakan mampu bertahan tidak lebih dari 21 hari di sebagian besar cairan tubuh, seperti darah dan muntah, yang merupakan sarana utama penularan.
Tetapi juga diketahui dapat mengintai dalam air mani dan jaringan lunak mata sampai beberapa bulan setelah sembuh.
Para ilmuwan percaya bahwa gangguan penglihatan yang dilaporkan oleh korban yang selamat dari wabah saat ini mungkin terkait dengan virus yang bertahan di mata.
"Kami memiliki 13.000 korban yang selamat di tiga negara (Guinea, Liberia dan Sierra Leone). Ini hal baru - baik dari segi medis dan sosial," ujarnya.
Tim perawatan klinis korban selamat Ebola dari WHO Daniel Bausch mengatakan sekitar setengah dari semua orang yang berjuang dari virus sekarang melaporkan nyeri sendi, dengan beberapa efek yang parah.
"Masalah mata termasuk peradangan, gangguan penglihatan dan - dalam kasus berat tapi masih sedikit, yakni kebutaan, telah dilaporkan sekitar 25 persen dari korban," kata Bausch.
Masalah jangka panjang belum bisa diprediksi namun tetap sama-sama serius, seperti meningkatnya tingkat depresi, gangguan stres pascatrauma, pengucilan masyarakat, juga mempengaruhi korban.
Virus Ebola diperkirakan mampu bertahan tidak lebih dari 21 hari di sebagian besar cairan tubuh, seperti darah dan muntah, yang merupakan sarana utama penularan.
Tetapi juga diketahui dapat mengintai dalam air mani dan jaringan lunak mata sampai beberapa bulan setelah sembuh.
Para ilmuwan percaya bahwa gangguan penglihatan yang dilaporkan oleh korban yang selamat dari wabah saat ini mungkin terkait dengan virus yang bertahan di mata.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Selamat Natal 2024, Menag: Tebar cinta kasih, kuatkan bangunan kemanusiaan
24 December 2024 9:41 WIB
Basarnas evakuasi tiga nelayan korban kecelakaan perahu di Cilacap, dua selamat
02 August 2024 14:07 WIB
Uskup Agung Semarang sampaikan selamat Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah
10 April 2024 13:23 WIB
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Kemenkes Prioritaskan Kasus Kanker Payudara dan Serviks yang Banyak Diidap Perempuan
01 February 2017 14:42 WIB, 2017
Menkes: Konsumsi Buah Sayur Lokal Penting dalam Mewujudkan Gizi Seimbang
25 January 2017 15:32 WIB, 2017
Menko PMK Akui Layanan BPJS Kesehatan lebih Maju dibanding awal 2014
25 January 2017 12:32 WIB, 2017
Penelitian: Orang yang tinggal dekat Jalan Raya Berisiko Mengidap Demensia
05 January 2017 11:08 WIB, 2017
Presiden Minta Bayi yang masih dalam Kandungan Penting diberi Protein dan Gizi Cukup
05 December 2016 16:26 WIB, 2016