Lantamal Kupang Minta Tambahan Kapal Patroli Atasi "Trawl"
Selasa, 11 Agustus 2015 11:45 WIB
Personil Marinir menjaga ABK kapal ikan asing di Markas Komando (Mako) Lantamal IX Ambon, Maluku. (ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan)
"Kapal patroli kita cuma satu unit, sementara wilayah perairan yang menjadi tanggunggjawab pengamanan Lantamal Kupang sampai di Maluku Tenggara," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa, ketika ditanya soal pengamanan wilayah laut dari kapal-kapal penangkap tidak ramah lingkungan.
Jenderal Marinir berbintang satu itu mengatakan saat ini Pangkalan Utama TNI-AL VII/Kupang hanya memiliki satu kapal patroli bernama KRI Weling dan itupun berukuran kecil.
"Untuk mengatasi berbagai permasalahan di perairan NTT yang luasnya diperkirakan mencapai 200.000 km2, Lantamal Kupang idealnya memiliki 10 kapal patroli," ujarnya.
"Memang selama ini kita sangat kesulitan dalam hal pengawasan di perairan ini. Kami hanya berharap bantuan dari sejumlah kapal patroli dari Surabaya yang menyusuri seluruh perairan di Indonesia," tuturnya.
Ia sendiri mengaku memang selama ini selalu mendapat keluhan dari nelayan-nelayan di Kupang, terkait banyaknya nelayan-nelayan dari luar NTT yang masih melakukan penangkapan ikan menggunakan cantrang.
Namun, ia tidak mengetahui secara pasti lokasi-lokasi yang menjadi pintu masuk sejumlah nelayan nakal tersebut.
"Sejauh ini kita belum temukan ketika melakukan patroli di perairan NTT ini. Namun jika kami temukan, akan kami tindak, apalagi nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan dalam kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo beberapa waktu lalu di Kupang, Menko Indroyono juga telah meminta pihak Lantamal VII Kupang untuk ikut membantu mengawasi kapal-kapal nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan.
"Pak Menteri sudah meminta kami juga waktu kunjungannya ke Kupang beberapa waktu lalu, dan kami akan membantu. Namun kami berharap agar kapal patroli juga ditambah," ujarnya.
Ia mengharapkan agar semua pihak bisa ikut mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di perairan NTT. Sebab untuk menjaga perairan NTT yang luas tersebut tidak hanya bisa berharap pada Lantamal VII Kupang.
Jenderal Marinir berbintang satu itu mengatakan saat ini Pangkalan Utama TNI-AL VII/Kupang hanya memiliki satu kapal patroli bernama KRI Weling dan itupun berukuran kecil.
"Untuk mengatasi berbagai permasalahan di perairan NTT yang luasnya diperkirakan mencapai 200.000 km2, Lantamal Kupang idealnya memiliki 10 kapal patroli," ujarnya.
"Memang selama ini kita sangat kesulitan dalam hal pengawasan di perairan ini. Kami hanya berharap bantuan dari sejumlah kapal patroli dari Surabaya yang menyusuri seluruh perairan di Indonesia," tuturnya.
Ia sendiri mengaku memang selama ini selalu mendapat keluhan dari nelayan-nelayan di Kupang, terkait banyaknya nelayan-nelayan dari luar NTT yang masih melakukan penangkapan ikan menggunakan cantrang.
Namun, ia tidak mengetahui secara pasti lokasi-lokasi yang menjadi pintu masuk sejumlah nelayan nakal tersebut.
"Sejauh ini kita belum temukan ketika melakukan patroli di perairan NTT ini. Namun jika kami temukan, akan kami tindak, apalagi nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan dalam kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo beberapa waktu lalu di Kupang, Menko Indroyono juga telah meminta pihak Lantamal VII Kupang untuk ikut membantu mengawasi kapal-kapal nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan.
"Pak Menteri sudah meminta kami juga waktu kunjungannya ke Kupang beberapa waktu lalu, dan kami akan membantu. Namun kami berharap agar kapal patroli juga ditambah," ujarnya.
Ia mengharapkan agar semua pihak bisa ikut mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di perairan NTT. Sebab untuk menjaga perairan NTT yang luas tersebut tidak hanya bisa berharap pada Lantamal VII Kupang.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kebijakan aktivitas sekolah mulai jam 05.00 WITA di Kupang, ini tanggapan Ombudsman NTT
28 February 2023 14:23 WIB, 2023
Jasa Raharja pastikan seluruh korban kecelakaan KM Cantika Express terima santunan
26 October 2022 9:01 WIB, 2022
Meski luka-luka dianiaya murid, sang guru minta tersangka dihukum ringan
26 September 2022 9:43 WIB, 2022
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017