Jamaah Haji Waspadai MERS di Arab Saudi
Selasa, 18 Agustus 2015 19:50 WIB
Dokumentasi sejumlah calon jamaah haji mengikuti manasik di Masjid Agung, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (16/6). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
"Pada hari kita merayakan kemerdekaan 17 Agustus 2015, pemerintah Arab Saudi melaporkan tambahan sembilan kasus MERS-CoV," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, melalui keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa.
Laporan yang diterima, kata dia, terdapat tambahan 14 kasus dan empat kematian akibat MERS-CoV dalam 3 hari terakhir. Sebagian besar penularan terjadi di rumah sakit di kota Riyadh, Arab Saudi.
Tercatat, sudah ada 46 kasus MERS-CoV di negara itu sepanjang Agustus 2015. Dengan tambahan ini, maka jumlah kasus menjadi 1.105 orang dengan 479 di antaranya meninggal dunia, 33 dirawat dan tiga diisolasi di rumah serta 590 sembuh.
Menurut Tjandra, penularan di RS ini membawa dua perspektif. Pertama, kasus jelas sumber penularannya dan lebih mudah melakukan pelacakan kontak. Tetapi perspektif kedua membuktikan bahwa rumah sakit dapat menjadi tempat asal penularan.
"Perpesktif kedua inilah yang perlu jadi perhatian jamaah haji kita yang dalam beberapa hari ini akan segera mulai berangkat ke Tanah Suci," ujarnya.
Dia mengatakan terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan jamaah jika memang harus berobat ke RS di Arab Saudi.
Pertama, selalu dan lebih sering cuci tangan dengan sabun yang secara ilmiah terbukti menurunkan kemungkinan infeksi dan jangan terlalu sering memegang hidung dan mulut dengan tangan.
Kedua, lanjut dia, sedapat mungkin hindari kerumunan orang selama di RS, terutama di poliklinik dan ruang gawat darurat.
Ketiga, upayakan seminimal menyentuh benda-benda yang banyak dipegang orang atau pengunjung RS.
Laporan yang diterima, kata dia, terdapat tambahan 14 kasus dan empat kematian akibat MERS-CoV dalam 3 hari terakhir. Sebagian besar penularan terjadi di rumah sakit di kota Riyadh, Arab Saudi.
Tercatat, sudah ada 46 kasus MERS-CoV di negara itu sepanjang Agustus 2015. Dengan tambahan ini, maka jumlah kasus menjadi 1.105 orang dengan 479 di antaranya meninggal dunia, 33 dirawat dan tiga diisolasi di rumah serta 590 sembuh.
Menurut Tjandra, penularan di RS ini membawa dua perspektif. Pertama, kasus jelas sumber penularannya dan lebih mudah melakukan pelacakan kontak. Tetapi perspektif kedua membuktikan bahwa rumah sakit dapat menjadi tempat asal penularan.
"Perpesktif kedua inilah yang perlu jadi perhatian jamaah haji kita yang dalam beberapa hari ini akan segera mulai berangkat ke Tanah Suci," ujarnya.
Dia mengatakan terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan jamaah jika memang harus berobat ke RS di Arab Saudi.
Pertama, selalu dan lebih sering cuci tangan dengan sabun yang secara ilmiah terbukti menurunkan kemungkinan infeksi dan jangan terlalu sering memegang hidung dan mulut dengan tangan.
Kedua, lanjut dia, sedapat mungkin hindari kerumunan orang selama di RS, terutama di poliklinik dan ruang gawat darurat.
Ketiga, upayakan seminimal menyentuh benda-benda yang banyak dipegang orang atau pengunjung RS.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kemenag: Rekrutmen petugas haji 2025 harus transparan, akuntabel, dan terhindar dari conflict of interest
07 November 2024 13:53 WIB
Seleksi Petugas Haji 2025 tingkat daerah dibuka, Ini syarat dan tahapannya
04 November 2024 16:41 WIB
Haji Ramah Lansia dan Disabilitas, Tema besar penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1446 H/2025 M
31 October 2024 15:13 WIB
Peneliti Bussinessfirst: Rekomendasi Pansus tertolak Indeks Kepuasan Jamaah
02 October 2024 12:57 WIB
Garuda Indonesia bersama Kemenag Jateng serahkan santunan kematian Rp125 juta
02 October 2024 8:45 WIB
Terpopuler - INFO HAJI
Lihat Juga
Akibat Suhu yang Ekstrim Banyak Jamaah Haji Indonesia Kena "Heat Stroke"
05 October 2014 17:06 WIB, 2014