Tanaman padi seluas 717 ha di Kudus tergenang banjir
Kudus, Jawa Tengah (ANTARA) - Sebanyak 717 hektare tanaman padi yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi, menyusul tingginya intensitas curah hujan.
"Tanaman padi petani yang tergenang banjir tersebut, tersebar di tiga kecamatan, meliputi Kecamatan Jati, Kaliwungu, dan Undaan dengan luas lahan bervariasi," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Jumat.
Ia mencatat lahan tanaman padi yang paling banyak tergenang tersebar di Kecamatan Kaliwungu dengan luas mencapai 500 hektare, disusul Kecamatan Undaan seluas 182 hektare, dan Jati seluas 35 hektare.
Adapun usia tanaman padi yang tergenang, kata dia, bervariasi antara 30 hari hingga ada yang 80 hari. Sedangkan, lamanya genangan banjir masing-masing bervariasi.
"Tanaman padi yang tergenang hingga tidak terlihat daunnya, biasanya hanya bertahan selama tiga harian. Sedangkan, yang masih terlihat daunnya sehingga masih bisa terkena sinar matahari dan memungkinkan terjadi fotosintesis biasanya tahan dalam jangka lama," ujarnya.
Untuk sementara, kata dia, belum ada laporan tanaman padi petani mengalami puso.
Karena, beberapa areal tanaman padi di Kabupaten Kudus rawan bencana alam, pihaknya juga sudah menawarkan petani untuk mengikuti asuransi tanaman padi melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Apalagi, kata dia, program AUTP tersebut mendapatkan subsidi dari APBN dan APBD Provinsi Jateng.
Dari 717 hektare areal persawahan yang tergenang banjir, diakui tidak semua mengikuti program AUTP.
Program AUTP bertujuan untuk memberikan jaminan atas lahan garapan petani ketika dilanda banjir atau serangan hama. Sedangkan, biaya premi yang seharusnya dibayarkan petani sebesar Rp180.000 per hektare per musim tanam, namun biayanya lebih ringan karena disubsidi oleh pemerintah.
Baca juga: Jateng siap penuhi target produksi padi 11,8 juta ton pada 2025
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025