Rizal Mengaku Sudah "Salaman" dengan Wapres
Rabu, 19 Agustus 2015 20:59 WIB
Rizal Ramli (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
"Saya saja tadi sudah salaman kok sama Pak JK. Biasa aja. Salam-salaman sama Pak JK," kata Rizal Ramli di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, dirinya bersalaman dengan Wapres JK bahkan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden.
Rizal juga mengaku sempat menyapa JK dan menanyakan kabarnya.
Rizal menegaskan tidak akan ada tindak lanjut dari kritik terbukanya kepada Wapres JK soal proyek listrik 35.000 MW.
"Nggak ada, bahwa Indonesia perlu perubahan, tranformasi, dan bagian dari revolusi mental," katanya.
Rizal enggan memperpanjang soal kritik terbukanya kepada Wapres JK beberapa waktu lalu.
Pada Rabu petang ia kembali dipanggil Presiden untuk membicarakan beberapa hal di antaranya soal perkembangan sektor riil.
"Selain pariwisata, kami diminta Presiden untuk ke Malaysia minggu depan bertemu PM Najib. Karena untuk palm oil, Indonesia (produsen) paling besar 40 juta ton, Malaysia 30 juta ton. Jadi kita ingin combine Malaysia-Indonesia sehinga kita bisa dapat nilai tambah lebih besar, kita berencana buat pusat processing palm oil," katanya.
Rizal juga berharap ke depan Indonesia tidak sekadar menjual minyak sawit mentah melainkan produk derivatifnya termasuk oil chemical, sabun, bahan margarin, dan bahan bakar pesawat jet," katanya.
Ia mengatakan, dirinya bersalaman dengan Wapres JK bahkan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden.
Rizal juga mengaku sempat menyapa JK dan menanyakan kabarnya.
Rizal menegaskan tidak akan ada tindak lanjut dari kritik terbukanya kepada Wapres JK soal proyek listrik 35.000 MW.
"Nggak ada, bahwa Indonesia perlu perubahan, tranformasi, dan bagian dari revolusi mental," katanya.
Rizal enggan memperpanjang soal kritik terbukanya kepada Wapres JK beberapa waktu lalu.
Pada Rabu petang ia kembali dipanggil Presiden untuk membicarakan beberapa hal di antaranya soal perkembangan sektor riil.
"Selain pariwisata, kami diminta Presiden untuk ke Malaysia minggu depan bertemu PM Najib. Karena untuk palm oil, Indonesia (produsen) paling besar 40 juta ton, Malaysia 30 juta ton. Jadi kita ingin combine Malaysia-Indonesia sehinga kita bisa dapat nilai tambah lebih besar, kita berencana buat pusat processing palm oil," katanya.
Rizal juga berharap ke depan Indonesia tidak sekadar menjual minyak sawit mentah melainkan produk derivatifnya termasuk oil chemical, sabun, bahan margarin, dan bahan bakar pesawat jet," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pengusaha Billy Beras mengaku terima "fee" miliaran rupiah dari proyek DJKA
09 November 2023 20:33 WIB, 2023
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017