Iran Tuding Arab Saudi Lalai sehingga Insiden Mina Terjadi
Jumat, 25 September 2015 11:38 WIB
Umat muslim beribadah mengelilingi Kabah di Masjidil Haram menjelang ibadah haji, di Makkah, Senin (21/9). (REUTERS/Ahmad Masood)
Tudingan dilontarkan setelah setidaknya 43 warga negara Iran berada di antara korban tewas dalam kejadian itu.
Setelah mengatakan Kerajaan Arab Saudi harus bertanggung jawab atas terjadinya insiden maut itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengatakan, utusan Arab Saudi untuk Teheran akan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Iran.
Kepala badan urusan haji Iran, Said Ohadi, mengatakan, untuk "alasan-alasan yang tidak diketahui," dua jalur ditutup di dekat lokasi pelontaran batu --aksi simbolis untuk merajam iblis, tempat peristiwa penginjakan terjadi.
"(Penutupan) ini menyebabkan insiden tragis ini terjadi," katanya di televisi negara.
Nama-nama para korban asal Iran yang tewas dalam tragedi penginjakan itu diumumkan dalam suasana suram melalui siaran langsung di Teheran oleh seorang juru bicara badan urusan haji.
Badan pertahanan sipil Saudi mengatakan setidaknya 717 orang tewas dan 805 lainnya luka-luka dalam kejadian itu.
Ohadi mengatakan penutupan jalur-jalur telah menyebabkan hanya tiga rute yang tersisa di lokasi, tempat upacara pelemparan batu dilangsungkan di Mina, yang berada lima kilometer dari Mekkah.
Selain menjadi korban tewas, warga-warga negara Iran, yakni setidaknya 60 orang, mengalami luka-luka, ujarnya.
"Insiden hari ini menunjukkan ada salah urus oleh Arab Saudi dan kurang perhatian terhadap keamanan jamaah calon haji," kata Ohadi. "Tidak ada penjelasan lainnya. Para pejabat Saudi harus memberikan pertangungjawaban."
Abdollahian juga menuding pejabat-pejabat Saudi bersikap tidak bijaksana menyangkut kurangnya penanganan keamanan pada musim haji.
"Kita tidak bisa bersikap masa bodoh terhadap kelakuan tidak bertanggung jawab Arab Saudi ini. (Kasus) ini akan ditangani melalui jalur diplomatik," katanya di televisi negara.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Khaled al-Falih, menyalahkan ketidakdisiplinan calon-calon haji atas terjadinya tragedi itu. Ia mengatakan insiden bisa dihindari jika mereka mengikuti instruksi."
Setelah mengatakan Kerajaan Arab Saudi harus bertanggung jawab atas terjadinya insiden maut itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengatakan, utusan Arab Saudi untuk Teheran akan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Iran.
Kepala badan urusan haji Iran, Said Ohadi, mengatakan, untuk "alasan-alasan yang tidak diketahui," dua jalur ditutup di dekat lokasi pelontaran batu --aksi simbolis untuk merajam iblis, tempat peristiwa penginjakan terjadi.
"(Penutupan) ini menyebabkan insiden tragis ini terjadi," katanya di televisi negara.
Nama-nama para korban asal Iran yang tewas dalam tragedi penginjakan itu diumumkan dalam suasana suram melalui siaran langsung di Teheran oleh seorang juru bicara badan urusan haji.
Badan pertahanan sipil Saudi mengatakan setidaknya 717 orang tewas dan 805 lainnya luka-luka dalam kejadian itu.
Ohadi mengatakan penutupan jalur-jalur telah menyebabkan hanya tiga rute yang tersisa di lokasi, tempat upacara pelemparan batu dilangsungkan di Mina, yang berada lima kilometer dari Mekkah.
Selain menjadi korban tewas, warga-warga negara Iran, yakni setidaknya 60 orang, mengalami luka-luka, ujarnya.
"Insiden hari ini menunjukkan ada salah urus oleh Arab Saudi dan kurang perhatian terhadap keamanan jamaah calon haji," kata Ohadi. "Tidak ada penjelasan lainnya. Para pejabat Saudi harus memberikan pertangungjawaban."
Abdollahian juga menuding pejabat-pejabat Saudi bersikap tidak bijaksana menyangkut kurangnya penanganan keamanan pada musim haji.
"Kita tidak bisa bersikap masa bodoh terhadap kelakuan tidak bertanggung jawab Arab Saudi ini. (Kasus) ini akan ditangani melalui jalur diplomatik," katanya di televisi negara.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Khaled al-Falih, menyalahkan ketidakdisiplinan calon-calon haji atas terjadinya tragedi itu. Ia mengatakan insiden bisa dihindari jika mereka mengikuti instruksi."
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Fakta Peng yang tuding dipaksa hubungan seks oleh eks petinggi China
20 November 2021 5:02 WIB, 2021
China tuding editorial Washington Post soal asal mula COVID menyesatkan
15 September 2021 12:39 WIB, 2021
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017