Beatrice Gumulya satu-satunya petenis Indonesia yang masih bertahan di nomor tunggal putri, setelah menghadang Koshino Yurina yang menjadi unggulan kelima pada babak delapan besar kejuaraan tenis internasional khusus wanita di Solo itu.

Beatrice pada set pertama sempat mendapatkan perlawanan sengit dari Koshino yang juga memiliki pukulan forehand dan backhand cukup keras sehingga keduanya saling mengejar dalam pengumpulan angka dari game ke game.

Beatrice yang juga menjadi unggulan keempat pada turnamen tersebut dengan bermain konsisten dalam penempatan bola akhirnya mampu menyelesaikan set pertama dengan 6-3.

Beatrice pada set kedua tampil lebih agresif dengan pukulan forehand yang mengarah ke sudut lapangan lawan sehingga sering dikembalikan kurang sempurna oleh Koshino. Beatrice akhirnya mampu menyelesaikan set kedua dengan 6-2 dengan waktu selama sekitar satu jam 43 menit.

Beatrice yang berhasil mengalahkan Koshino tersebut akan bertemu dengan petanis Belanda Chayenne Ewijk pada semifinal. Chayanne ini berhasil lolos ke semifinal setelah menghadang unggulan pertama Dhruthi Tatachar Venugopal (India) denga skor 6-3 6-3.

Petenis lainnya yang juga lolos ke semifinal yakni petenis unggulan tiga Pei Chi Lee (Taiwan) setelah mengalahkan Hirono Wattanabe (Jepang) skor 7-5 4-6 dan 6-3. Pei Chi disemifinal akan bertemuKanami Tsuji (Jepang) setelah menang atas Yukun Zhang (Tiongkok) skor 6-2 6-2.

Menurut Beatrice Gumulya, kunci kesuksesan bisa amengalahkan petenis asal Jepang Yurina Koshino yaitu tetap fokus pada permainan dan terus menekan lawan.

"Saya set pertama awalnya sempat mendapatkan tekanan lawan. Namun, saya bisa hadang dengan mengembalikan setiap serangan lawan. Saya akhirnya mampu membuat lawan melakukan kesalahan sendiri," kata Beatrice usai pertandingan.

Beatrice Gumulya yang maju di nomor ganda bersama Jessy Rompies juga lolos ke final setelah mengalahkan pasangan Jepang Nagi Hanatani/Haruka Kaji dengan dua set langsung, 6-4 6-2.

Ganda Indonesia tersebut mampu menyelesaikan dua set langsung dengan membutuhkan waktu cukup cepat sekitar satu jam.

Menurut Jessy, keberhasilan pasangannya bersama Beatrice karena dengan strategi menyerang dan tidak memberikan kesempatan pasangn Jepang itu, menekan pertahanannya.

"Saya bersama Beatrice terus menekan dan jika ada kesempatan keduanya maju menghadang bola-bola lawan untuk menempatkan di daerah kosong," kata Jessy.

Pasangan Beatrice/Jessy di final akan berhadapan dengan petenis Indonesia lainnya Vita Taher yang berpasangan dengan petenis Malaysia Jawariah Noordin. Pasangan Vita/Noordin ini, majunke final setelah mengalahkan petenis Indonesia Arrum Damarsari/Dadona Titalyana Kusumawati skor 5-7 6-4 dan 10-5.