Pertandingan Beatrice melawan Ewijk pada disemifinal berjalan seru dan menarik karena keduanya menampilkan permainan menarik dengan penempatan bola-bola yang sulit dijangkau lawan.

Bahkan, Beatrice dan Ewijk sering melakukan permainan reli panjang baik pada set pertama maupun kedua sehingga banyak mendapatkan tepuk tangan dari ratusan orang penonton yang memadati tribun di lapangan Tenis Manahan Solo itu.

Beatrice pada set pertama mampu mengimbangi permainan petenis mantan nomor satu di Belanda tersebut.

Petenis nomor satu Indonesia itu sempat menyamakan kedudukan sementara 2-2, kemudian 3-3 dan meski akhirnya kalah dengan skor 3-6 atas Ewijk.

Beatrice pada set kedua sempat tampil lebih agresif dengan menekan lawan. Namun, Ewijk yang memiliki banyak pengalaman dan bola servis keras itu akhirnya mampu menyelesaikan set kedua dengan 2-6 dengan membutuhkan waktu satu jam 17 menit.

"Saya sudah berusaha bermain agresif menekan lawan. Namun, lawan bermain lebih bagus dan dia main mati-matian untuk bisa memenangkan pertandingan ini, agar mendapatkan poin, sehingga diseri selanjutnya tidak lagi melalui babak kualifikasi," kata Beatrice usai pertandingan.

Menurut Beatrice, pemain asal Belanda tersebut memiliki servis keras yang sulit dikembalikan dengan sempurna dan dia juga memiliki postur tubuh tinggi sangat mendukung dalam penjagaan penguasaan lapangan.

"Saya sering kesulitan mengembalikan bola servis lawan yang keras. Ewijk juga lebih berengalaman sehingga penempatan bolanya akurat yang sulis dijangkau," kata Beatrice.

Ewijk mengatakan petenis tuan rumah Beatrice bermain bagus dan dia masih muda memiliki potensi menjadi petenis berkualitas.

"Saya memang pernah menjadi petenis nomor satu di Belanda pada lima tahun lalu. Namun, saya sering cedera sehingga sempat istirahat lama," kata Ewijk.

Ewijk menjelaskan dirinya kembali turun mengikuti turnamen pada tahun ini, termasuk tenis ITF Women's Circuit So Good Wali Kota Surakarta Cup di Solo, kemudian pekan depan di Jakarta.

Ewijk akan berhadapan dengan petenis asal Taiwan Pai Chi Lee yang menjadi unggulan ketiga pada turnamen tersebut.

Pei Chi Lee berhasil lolos ke babak final setelah menyingkirkan unggulan kedua petenis asal Jepang Kanami Tsuji dengan skor 6-4 dan 7-5.

Menurut Pei Chi Lee, pertandingan melawan petenis Jepang Kanami Tsuji cukup melelahkan, karena dia bermain bagus dan ulet.

"Saya menghadapi petenis Belanda Ewijk di final lebih berat, tetapi saya akan bermain maksimal dan agresif untuk bisa memenangkan pertandingan," kata Pei Chi Lee usai pertandingan.

Menurut dia, petenis asal Belanda tersebut sudah berpengalaman sehingga pukulannya dan menempatan bola lebih akurat dan mentalnya juga baik.

Pertandingan babak final antara Ewijk melawan Pei Chi Lee akan dilaksanakan di Lapangan Tenis Manahan Solo, Minggu.