Berdasarkan pantauan di Temanggung, Sabtu, sejumlah tanaman tembakau yang diserang hama ulat tersebut, antara lain di Desa Nampirejo dan Menggoro, Kecamatan Tembarak.

Petani warga Dusun Klumpit, Desa Nampirejo, Subkhi mengatakan serangan hama ulat terjadi sejak dua pekan lalu mengakibatkan daun tembakau penuh lubang bekas dimakan ulat.

Ia mengatakan untuk menghentikan serangan ulat tersebut pihaknya telah melakukan penyemprotan dengan pestisida tetapi hasilnya tidak maksimal.

Menurut dia dengan serangan hama ulat hasil panen bisa turun sekitar 40 hingga 50 persen.

"Jika daun tembakau masih utuh harga jual bisa Rp6.000 per kilogram. Namun, karena daun berlubang dimakan ulat dijual tidak laku dan terpaksa kami harus ngrajang sendiri agar tetap dapat hasil," katanya.

Petani yang lain, Muji menuturkan serangan ulat datang saat daun tembakau tinggal 50 persen di batang, sedangkan daun bagian bawah sudah dipanen sebelumnya.

Ia menuturkan sudah beberapa kali melakukan penyemprotan dengan pestisida, tetapi ulat tetap saja menyerang daun tembakau.

"Hasil penyemprotan tidak semua ulat mati, maka ulat yang masih hidup terpaksa kami ambil dengan tangan kemudian kami musnahkan. Hal ini kami lakukan agar kami tidak banyak merugi," katanya.