Lapan akan Bangun Observatorium Nasional di Kupang
Rabu, 7 Oktober 2015 14:29 WIB
Kegiatan di Observatorium Bosscha, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/6). Lapan berencana membangun observatorium baru di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tahun depan.(ANTARA/Agus Bebeng)
"Rencana pada 2016, kalau perizinan sudah selesai," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin usai penandatangan kesepakatan dengan mitra di Jakarta, Rabu.
Thomas menjelaskan pemerintah setempat sudah memberikan izin untuk pembangunan observatorium dan Lapan masih menunggu izin prinsip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Karena ini akan menggunakan hutan lindung, tetapi hutan lindung di NTT tidak banyak pohon jadi kalaupun nanti dibangun observatorium itu tidak banyak pohon yang dipotong, bahkan nanti dari rencana pembangunan akan menambah pohon-pohon di sekitar observatorium," katanya.
Lapan membangun observatorium nasional di Kupang karena Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, kini sudah tidak ideal karena pertumbuhan penduduk di sekitarnya.
"Observatorium mensyaratkan minimal dua, pertama terkait kondisi kecerahan langit, kedua terkait gangguan polusi cahaya. Di Bandung dari segi polusi cahayanya sudah sangat parah," jelas Thomas.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan bersama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Lapan memilih Kupang karena hari cerahnya tertinggi di Indonesia dan relatif jauh dari permukiman sehingga polusi cahaya sangat minimal.
Observatorium akan dibangun di Gunung Timau, Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang. Pembangunannya diperkirakan membutuhkan dana Rp300 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Observatorium nasional itu ditargetkan selesai tahun 2019. Lapan akan mengoperasikan observatorium itu dan mengembangkannya sebagai pusat sains yang terbuka untuk publik.
Sementara Observatorium Bosscha akan tetap dijadikan observatorium penelitian dan pendidikan.
Bupati Kupang Ayub Titu Eki, yang hadir pada penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Lapan, menyatakan bangga daerahnya dipilih menjadi lokasi pembangunan observatorium nasional.
"Kami sangat bangga atas kepercayaan ini. Daerah kami yang selama ini dilihat sebagai daerah pinggir dan terbelakang layak dapat pembangunan ini," kata Ayub.
Thomas menjelaskan pemerintah setempat sudah memberikan izin untuk pembangunan observatorium dan Lapan masih menunggu izin prinsip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Karena ini akan menggunakan hutan lindung, tetapi hutan lindung di NTT tidak banyak pohon jadi kalaupun nanti dibangun observatorium itu tidak banyak pohon yang dipotong, bahkan nanti dari rencana pembangunan akan menambah pohon-pohon di sekitar observatorium," katanya.
Lapan membangun observatorium nasional di Kupang karena Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, kini sudah tidak ideal karena pertumbuhan penduduk di sekitarnya.
"Observatorium mensyaratkan minimal dua, pertama terkait kondisi kecerahan langit, kedua terkait gangguan polusi cahaya. Di Bandung dari segi polusi cahayanya sudah sangat parah," jelas Thomas.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan bersama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Lapan memilih Kupang karena hari cerahnya tertinggi di Indonesia dan relatif jauh dari permukiman sehingga polusi cahaya sangat minimal.
Observatorium akan dibangun di Gunung Timau, Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang. Pembangunannya diperkirakan membutuhkan dana Rp300 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Observatorium nasional itu ditargetkan selesai tahun 2019. Lapan akan mengoperasikan observatorium itu dan mengembangkannya sebagai pusat sains yang terbuka untuk publik.
Sementara Observatorium Bosscha akan tetap dijadikan observatorium penelitian dan pendidikan.
Bupati Kupang Ayub Titu Eki, yang hadir pada penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Lapan, menyatakan bangga daerahnya dipilih menjadi lokasi pembangunan observatorium nasional.
"Kami sangat bangga atas kepercayaan ini. Daerah kami yang selama ini dilihat sebagai daerah pinggir dan terbelakang layak dapat pembangunan ini," kata Ayub.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Mendikdasmen nyatakan program makan bergizi gratis akan terus disempurnakan
06 January 2025 20:02 WIB
Inilah Monumen Pejuang yang Akan Dibangun Pemkot bersama Keluarga Besar Brimob
19 December 2024 19:44 WIB
Menkomdigi akan jadi pembicara di World Public Relations Forum 2024 di Bali
18 November 2024 19:52 WIB