Komandan Resor Militer 023/KS Kolonel Fachri menjelaskan, tim menyisir perairan Danau Toba di kawasan Muara dan Tarabunga di Kabupaten Toba Samosir serta Onan Runggu dan Nainggolan di Kabupaten Samosir.

Sampai saat ini tim belum menemukan tanda-tanda keberadaan pesawat dan masih melanjutkan pencarian.

"Belum ada tanda-tanda, pencarian tetap dilanjutkan," ujar Kepala Kepolisian Resor Samosir, AKBP Eko Suprihanto.

Pencarian helikopter itu dilakukan dengan melibatkan 11 kapal; tiga milik TNI Angkatan Laut, tiga dari TNI Angkatan Darat, tiga dari Polri, dan dua unit disewa oleh PT PAS.

Eko menjelaskan pencarian masih dilakukan di area permukaan perairan Danau Toba dan tim penyelam belum dilibatkan karena titik jatuhnya helikopter tersebut belum diketahui.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir Jaingot Banjarnahor jarak pandang yang menjadi lebih pendek karena kabut asap membuat upaya pencarian terkendala.

"Pencarian mengalami kendala dengan kepekatan kabut asap sehingga jarak pandang kira-kira 100 meter," kata Jaingot.

Dia menambahkan kedalaman perairan Danau Toba di zona lokasi pencarian belum diketahui secara pasti, diperkirakan antara 300-700 meter. Menurut dia penyelaman yang pernah dilakukan hanya sampai 30 meter, belum sampai dasar.

"Ini merupakan kaldera Toba, dan bentuknya seperti belanga, belum ada yang mampu sampai ke dasar," kata Jaingot.

Helikopter EC 130 B4 dengan nomor registrasi PK-BKA milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS) hilang kontak pada Minggu (11/10) pukul 12.23 WIB dalam penerbangan dari Siparmahan, pantai barat Danau Toba, ke Kualanamu via Pematang Siantar.

Pesawat berpenumpang tiga orang yang diterbangkan oleh Kapten Teguh Mulyatno dengan teknisi Hari Poerwantono tersebut diduga jatuh di sekitar perairan Danau Toba.