Hasanudin Kecam Tindakan Serda Yoyok yang tidak Terpuji dan Sadis
Kamis, 5 November 2015 9:19 WIB
Hal itu dikatakan Hasanuddin terkait penembakan hingga tewas di tempat yang dilakukan Sersan Satu Yoyok Hadi terhadap seorang tukang ojek, Marsin Jasmani, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kemarin (3/11).
"Dari kasus ini, TNI disarankan melakukan evaluasi ulang terhadap personil-personil intelnya. Adakah personil intel TNI yang belum lolos tes psikologi.
"Khusus mengenai senjata, beberapa satuan TNI memang mengizinkan aparat intelnya membawa senjata genggam (pistol) untuk tugas-tugas khusus. Tapi dengan kejadian ini perlu adanya peraturan lebih ketat lagi terhadap izin membawa senjata," kata Hasanuddin, secara tertulis, Jakarta, Rabu.
Biasanya, sambung mantan sekretaris militer Presiden Megawati dan SBY itu, seorang aparat intel baik bintara maupun perwira pernah mengikuti pendidikan kejuruan Intel dan sudah lolos mengikuti test psychologi, dia mestinya tenang, menguasai keadaan dan mampu mengendalikan diri.
"Mengapa hanya karena senggolan saja emosinya meledak tak terkendali dan langsung menembak," kata dia.
Terkait penembakan itu sendiri, ia mengecam keras dan perbuatan itu adalah perbuatan tak terpuji dan sadis.
"Tidak terpuji, karena selama ini para perwira/pimpinan TNI setiap hari selalu menekankan perlunya mendekat dan dekat dengan rakyat karena TNI bagian yang tak terpisahkan dari rakyat," kata dia.
"TNI wajib bersikap ramah terhadap rakyat. Perbuatan bintara itu kebalikan dari arahan yang disampaikan para pemimpin TNI dan merusak kehormatan TNI," politisi PDI Perjuangan itu.
Selain tak terpuji, hal yang dilakukan Hadi juga perbuatan sadis.
"Itu merupakan perbuatan yang sadis dan tidak terpuji. Sadis hanya karena serempetan sedikit saja (bahkan tak melukai pelaku) tapi sampai hati langsung membidik kepalanya," kata Hasanuddin.
"Dari kasus ini, TNI disarankan melakukan evaluasi ulang terhadap personil-personil intelnya. Adakah personil intel TNI yang belum lolos tes psikologi.
"Khusus mengenai senjata, beberapa satuan TNI memang mengizinkan aparat intelnya membawa senjata genggam (pistol) untuk tugas-tugas khusus. Tapi dengan kejadian ini perlu adanya peraturan lebih ketat lagi terhadap izin membawa senjata," kata Hasanuddin, secara tertulis, Jakarta, Rabu.
Biasanya, sambung mantan sekretaris militer Presiden Megawati dan SBY itu, seorang aparat intel baik bintara maupun perwira pernah mengikuti pendidikan kejuruan Intel dan sudah lolos mengikuti test psychologi, dia mestinya tenang, menguasai keadaan dan mampu mengendalikan diri.
"Mengapa hanya karena senggolan saja emosinya meledak tak terkendali dan langsung menembak," kata dia.
Terkait penembakan itu sendiri, ia mengecam keras dan perbuatan itu adalah perbuatan tak terpuji dan sadis.
"Tidak terpuji, karena selama ini para perwira/pimpinan TNI setiap hari selalu menekankan perlunya mendekat dan dekat dengan rakyat karena TNI bagian yang tak terpisahkan dari rakyat," kata dia.
"TNI wajib bersikap ramah terhadap rakyat. Perbuatan bintara itu kebalikan dari arahan yang disampaikan para pemimpin TNI dan merusak kehormatan TNI," politisi PDI Perjuangan itu.
Selain tak terpuji, hal yang dilakukan Hadi juga perbuatan sadis.
"Itu merupakan perbuatan yang sadis dan tidak terpuji. Sadis hanya karena serempetan sedikit saja (bahkan tak melukai pelaku) tapi sampai hati langsung membidik kepalanya," kata Hasanuddin.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017