Pasukan pro-Al-Houthi Rebut Kembali Kota Kecil di Yaman
Senin, 9 November 2015 8:20 WIB
Ilustrasi - Pejuang suku yang setia dengan pemerintah Yaman menembakkan meriam ke posisi Houthi di provinsi pusat Yaman, Marib, Selasa (29/9). (REUTERS/Stringer)
Sebelumnya pertempuran sengit berkecamuk antara pengikut Al-Houthi yang didukung pasukan pro-mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan petempur pro-pemerintah, kata seorang pejabat militer.
"Setelah tiga hari pertempuran sengit dengan petempur pro-pemerintah, pasukan pro-Al-Houthi sepenuhnya menguasai Kota Kecil Damt di dekat Provinsi Adh-Dhalea di Yaman Selatan, yang pernah dikuasai pengikut Al-Houthi selama berbulan-bulan lalu," kata pejabat militer lokal kepada Xinhua.
"Anggota Al-Houthi mengkonfirmasi bahwa puluhan orang dari kedua pihak tewas atau cedera selama pertempuran tiga-hari tersebut," kata pejabat itu.
Menurut warga setempat, selama beberapa bulan belakangan kelompok Syiah Al-Houthi mengerahkan petempurnya untuk merebut kembali kota besar yang terlepas dari kekuasaan mereka.
Sementara itu, petempur Al-Houthi di lapangan bergerak maju dan merebut kekuasaan penuh atas beberapa posisi militer di pinggiran Provinsi Lahj, meskipun koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara, kata beberapa sumber setempat.
Koalisi pimpinan Arab Saudi, yang terdiri atas sembilan negara Teluk dan mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang kini hidup di pengasingan, telah melancarkan serangan udara setiap hari terhadap kelompok Syiah Al-Houthi, yang didukung Iran, sejak 26 Maret, ketika Hadi menyelamatkan diri ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, untuk mengungsi.
Koalisi tersebut menyatakan campur-tangannya bertujuan memulihkan kekuasaan Hadi di negeri itu.
Kelompok Syiah bersenjata Al-Houthi masih menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk Ibu Kotanya, Sanaa, sejak September.
(Uu.C003)
"Setelah tiga hari pertempuran sengit dengan petempur pro-pemerintah, pasukan pro-Al-Houthi sepenuhnya menguasai Kota Kecil Damt di dekat Provinsi Adh-Dhalea di Yaman Selatan, yang pernah dikuasai pengikut Al-Houthi selama berbulan-bulan lalu," kata pejabat militer lokal kepada Xinhua.
"Anggota Al-Houthi mengkonfirmasi bahwa puluhan orang dari kedua pihak tewas atau cedera selama pertempuran tiga-hari tersebut," kata pejabat itu.
Menurut warga setempat, selama beberapa bulan belakangan kelompok Syiah Al-Houthi mengerahkan petempurnya untuk merebut kembali kota besar yang terlepas dari kekuasaan mereka.
Sementara itu, petempur Al-Houthi di lapangan bergerak maju dan merebut kekuasaan penuh atas beberapa posisi militer di pinggiran Provinsi Lahj, meskipun koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara, kata beberapa sumber setempat.
Koalisi pimpinan Arab Saudi, yang terdiri atas sembilan negara Teluk dan mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang kini hidup di pengasingan, telah melancarkan serangan udara setiap hari terhadap kelompok Syiah Al-Houthi, yang didukung Iran, sejak 26 Maret, ketika Hadi menyelamatkan diri ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, untuk mengungsi.
Koalisi tersebut menyatakan campur-tangannya bertujuan memulihkan kekuasaan Hadi di negeri itu.
Kelompok Syiah bersenjata Al-Houthi masih menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk Ibu Kotanya, Sanaa, sejak September.
(Uu.C003)
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017