"Kereta api kuno ini akan dioperasikan sebagai kereta cadangan untuk mengganti kereta api kuno Jaladara yang sekarang dioperasikan sebagai kereta api pariwisata, apabila ada kerusakan," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pemkot Surakarta Yosca Herman Sudrajat di Solo, Jumat.

Ia mengatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memberi lampu hijau terkait rencana operasional sepur kluthuk tambahan dari TMII tersebut termasuk biaya pengiriman lokomotif tua dari TMII ke Solo serta perbaikan hingga siap dioperasionalkan yang menelan dana Rp8 miliar sepenuhnya dibiayai dari pemerintah pusat.

"Ya nanti kita tinggal menerima saja. Pengiriman lokomotif dari TMII ke Solo nanti dinaikkan ke atas gerbong terbuka KA barang, agar tak mengganggu arus lalu lintas di jalan raya," katanya.

Ia mengatakan dalam hal ini pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) terkait rencana sepur kluthuk TMII yang siap dioperasionalkan di Kota Solo. Sepur TMII dari segi usia sama seperti sepur kluthuk Jaladara. Bahkan, sepur TMII memiliki nilai sejarah karena pernah digunakan Presiden pertama RI Ir. Soekarno.

Dikatakan konsepnya, sepur kluthuk TMII akan dijadikan sebagai sepur wisata sama seperti sepur kluthuk Jaladara. Menurutnya kesuksesan Solo mengoperasionalkan sepur kluthuk Jaladara, menjadi alasan utama agar kereta dari TMMI ini bisa beroperasi di Solo.

"Ya untuk sepur kluthuk ini tidak bisa dioperasikan di jalur kereta umum. Sedangkan di Indonesia yang memiliki jalur kereta khusus tengah kota hanya ada di Solo," katanya.

Ia mengatakan sama seperti sepur Jaladara, sepur kluthuk TMII akan beroperasi dari Stasiun Puwosari sampai Stasiun Kota Sangkrah yang berjarak kurang lebih 5,6 kilometer. Rute ini melewati Jalan Slamet Riyadi, jalan utama kota Solo dan singgah beberapa saat di beberapa tempat perhentian dalam satu trip pulang pergi, di antaranya Kampung Laweyan, Loji Gandrung, Ngapeman, Pasar Pon, Keraton, Gladak, dan lain-lain.