Novanto dan Golkar Bukanlah Teladan dalam Berpolitik, Kata Hendardi
Jumat, 18 Desember 2015 15:20 WIB
Ketua SETARA Institute Hendardi (Foto ANTARA/Yudhi Mahatma)
"Cara Golkar memperlakukan Novanto menunjukkan partai ini tidak bermanfaat dan tidak berkontribusi pada pembangunan demokrasi dan budaya etik yang berkeadaban. Novanto dan Golkar bukanlah teladan dalam berpolitik," kata Ketua Setara Institute Hendardi, dalam siaran persnya, Jumat.
"Golkar tidak pernah jemu mendorong arus balik reformasi mengokohkan oligarki dan atau otoritarianisme gaya baru. Golkar juga tidak pernah jemu menghina dan mempermainkan rakyat dan karena itu harus ditinggalkan oleh rakyat," tambahnya.
Ia mengatakan keputusan tersebut mencerminkan bahwa baik Novanto maupun Golkar tidak mengakui adanya pelanggaran etik.
"Fraksi tidak bisa dipandang sebagai urusan internal Golkar karena Fraksi dibiayai oleh negara dan merupakan organ tidak terpisah dari DPR. Karena itu posisi baru Novanto tetap harus memenuhi standar etik layaknya pejabat publik," jelas Hendardi.
Hendardi menambahkan, keberanian Golkar memberikan jabatan baru pada Novanto merupakan dampak dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang tidak tuntas menyelesaikan tugas hingga menghasilkan produk putusan mengikat tentang status Novanto.
"MKD telah secara keliru dan terlanjur puas dengan pengunduran diri Novanto, sehingga sidang MKD tidak menghasilkan putusan apapun," ujar Hendardi.
Menurutnya, MKD mesti kembali membuka sidang atas Novanto. "Jika tidak, maka MKD memang dagelan politik dan orkestra dari skandal ini," tutur Hendardi.
Setara juga mendorong agar Jaksa Agung segera tangani secara tuntas kasus Setya Novanto terkait PT Freeport Indonesia.
"Jaksa Agung sudah terlanjur tangani kasus ini, jangan bermain politik. Segera tetapkan Novanto sebagai tersangka," tegas Hendardi.
"Golkar tidak pernah jemu mendorong arus balik reformasi mengokohkan oligarki dan atau otoritarianisme gaya baru. Golkar juga tidak pernah jemu menghina dan mempermainkan rakyat dan karena itu harus ditinggalkan oleh rakyat," tambahnya.
Ia mengatakan keputusan tersebut mencerminkan bahwa baik Novanto maupun Golkar tidak mengakui adanya pelanggaran etik.
"Fraksi tidak bisa dipandang sebagai urusan internal Golkar karena Fraksi dibiayai oleh negara dan merupakan organ tidak terpisah dari DPR. Karena itu posisi baru Novanto tetap harus memenuhi standar etik layaknya pejabat publik," jelas Hendardi.
Hendardi menambahkan, keberanian Golkar memberikan jabatan baru pada Novanto merupakan dampak dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang tidak tuntas menyelesaikan tugas hingga menghasilkan produk putusan mengikat tentang status Novanto.
"MKD telah secara keliru dan terlanjur puas dengan pengunduran diri Novanto, sehingga sidang MKD tidak menghasilkan putusan apapun," ujar Hendardi.
Menurutnya, MKD mesti kembali membuka sidang atas Novanto. "Jika tidak, maka MKD memang dagelan politik dan orkestra dari skandal ini," tutur Hendardi.
Setara juga mendorong agar Jaksa Agung segera tangani secara tuntas kasus Setya Novanto terkait PT Freeport Indonesia.
"Jaksa Agung sudah terlanjur tangani kasus ini, jangan bermain politik. Segera tetapkan Novanto sebagai tersangka," tegas Hendardi.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Festival Jenang Solo untuk melestarikan dan mengenalkan berbagai jenang tradisional
17 February 2025 18:30 WIB
DPRD Jateng: Edukasi penting untuk tekan kematian ibu melahirkan dan bayi
17 February 2025 11:51 WIB
SMAN 4 Surakarta dan UNS melaju ke final iForte National Dance Competition 2025
13 February 2025 21:35 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017