Wapres Jusuf Kalla: Kemajemukan Adalah Kekuatan Maha Dahsyat Indonesia
Sabtu, 19 Desember 2015 14:09 WIB
Wapres Jusuf Kalla (ANTARA FOTO/Saptono)
"Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dahsyat bila kita bisa menjaganya dengan baik," kata Jusuf Kalla saat memimpin acara peringatan ke-67 Hari Bela Negara di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Sabtu.
Wapres mengingatkan bahwa dalam lintasan sejarah, terdapat contoh sejumlah bangsa yang terpecah belah dan tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan mereka dengan baik.
Kalla juga mengemukakan, kemajemukan bukanlah halangan untuk menjalankan kegiatan bela negara karena sejarah telah membuktikan bahwa dengan persatuan Indonesia, semua tantangan yang dihadapi bangsa ini ternayata dapat dilalui dengan menjaga kebersamaan.
"Saya mengajak seluruh bangsa membangun kebersamaan dan persatuan. Mari membangun sinergi meski kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda," katanya.
Wapres menegaskan, penegakan kedaulatan bangsa tidak lepas dari keseluruhan elemen rakyat, dan sejarah juga menunjukkan bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan mengangkat senjata, tetapi bisa juga membela negara dengan cara-cara lain seperti diplomasi.
Jusuf Kalla juga mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi dinamika geokonstalasi yang berubah pascaperang dingin, seperti perdagangan bebas yang menjadi agenda banyak negara sehingga persaingan ekonomi antarnegara akan terus meningkat di masa depan.
Kondisi tersebut, lanjutnya, terutama dalam penguatan terhadap akses sumber daya alam dan energi yang bila Indonesia lengah, maka bangsa ini bisa tertinggal dan terpuruk dari aspek perekonomian bangsa.
Selain itu, ujar dia, persoalan di dalam negeri yang masih harus diatasi bersama antara lain adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan sehingga semua warga negara harus mendapatkan akses layanan kesehatan, pendidikan, dan energi, serta bebas dari keterisolasian.
"Panggilan untuk bela negara, semua anak bangsa mesti bergerak sesuai panggilannya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan guru, tenaga kesehatan, pegawai negeri, pedagang, dan profesi lainnnya," katanya.
Wapres mencontohkan bela negara seperti guru di perbatasan yang berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa, TNI di pulau-pulau terluar yang menjaga kedaulatan negara, serta dokter yang dengan penuh semangat memberikan pelayanan hingga daerah-daerah terpencil.
Untuk itu, Kalla mengemukakan bahwa kesadaran bela negara harus ditanamkan sejak dini seperti melalui pendidikan kewarganegaraan, melalui cara-cara yang inovatif karena di era informasi kini, terbuka cara-cara baru dan kreatif dalam mewujudkan bela negara.
Sebagaimana diwartakan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, program bela negara yang saat ini telah digalakkan oleh Kementerian Pertahanan dibuat untuk menangkal segala ancaman pertahanan yang nyata, seperti terorisme, perompakan hingga bencana alam.
Wapres mengingatkan bahwa dalam lintasan sejarah, terdapat contoh sejumlah bangsa yang terpecah belah dan tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan mereka dengan baik.
Kalla juga mengemukakan, kemajemukan bukanlah halangan untuk menjalankan kegiatan bela negara karena sejarah telah membuktikan bahwa dengan persatuan Indonesia, semua tantangan yang dihadapi bangsa ini ternayata dapat dilalui dengan menjaga kebersamaan.
"Saya mengajak seluruh bangsa membangun kebersamaan dan persatuan. Mari membangun sinergi meski kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda," katanya.
Wapres menegaskan, penegakan kedaulatan bangsa tidak lepas dari keseluruhan elemen rakyat, dan sejarah juga menunjukkan bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan mengangkat senjata, tetapi bisa juga membela negara dengan cara-cara lain seperti diplomasi.
Jusuf Kalla juga mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi dinamika geokonstalasi yang berubah pascaperang dingin, seperti perdagangan bebas yang menjadi agenda banyak negara sehingga persaingan ekonomi antarnegara akan terus meningkat di masa depan.
Kondisi tersebut, lanjutnya, terutama dalam penguatan terhadap akses sumber daya alam dan energi yang bila Indonesia lengah, maka bangsa ini bisa tertinggal dan terpuruk dari aspek perekonomian bangsa.
Selain itu, ujar dia, persoalan di dalam negeri yang masih harus diatasi bersama antara lain adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan sehingga semua warga negara harus mendapatkan akses layanan kesehatan, pendidikan, dan energi, serta bebas dari keterisolasian.
"Panggilan untuk bela negara, semua anak bangsa mesti bergerak sesuai panggilannya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan guru, tenaga kesehatan, pegawai negeri, pedagang, dan profesi lainnnya," katanya.
Wapres mencontohkan bela negara seperti guru di perbatasan yang berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa, TNI di pulau-pulau terluar yang menjaga kedaulatan negara, serta dokter yang dengan penuh semangat memberikan pelayanan hingga daerah-daerah terpencil.
Untuk itu, Kalla mengemukakan bahwa kesadaran bela negara harus ditanamkan sejak dini seperti melalui pendidikan kewarganegaraan, melalui cara-cara yang inovatif karena di era informasi kini, terbuka cara-cara baru dan kreatif dalam mewujudkan bela negara.
Sebagaimana diwartakan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, program bela negara yang saat ini telah digalakkan oleh Kementerian Pertahanan dibuat untuk menangkal segala ancaman pertahanan yang nyata, seperti terorisme, perompakan hingga bencana alam.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Jusuf Kalla dukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies-Muhaimin
20 December 2023 8:55 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017