Platini Mengundurkan Diri dari Pencalonan Presiden FIFA
Jumat, 8 Januari 2016 9:20 WIB
Presiden UEFA Michel Platini (REUTERS / Alexander Demianchuk)
Platini, kepala badan sepak bola Eropa UEFA, mendapat skors delapan tahun dari aktivitas terkait sepak bola bersama dengan presiden FIFA Sepp Blatter. Sanksi itu dijatuhkan oleh Komite Etik independen FIFA pada 21 Desember.
Keduanya tersangkut skandal korupsi terburuk sepanjang sejarah FIFA, ketika organisasi itu menghadapi investigasi-investigasi kriminal di Swiss dan AS, tempat 41 ofisial sepak bola dan entitas-entitas olahraga ditahan karena dakwaan-dakwaan terkait korupsi.
Mantan pemain internasional Prancis Platini menegaskan bahwa ia tidak melakukan kesalahan, dan sempat berharap dapat memenangi banding dengan tepat waktu agar dapat kembali mengikuti persaingan untuk pemilihan presiden pada 26 Februari, namun kini ia mengatakan telah berubah pikiran.
"Saya mengundurkan diri dari pencalonan saya. Saya tidak dapat lagi (mengikutinya). Saya tidak memiliki waktu, ataupun arti untuk pergi dan menemui para pemilih, untuk bertemu orang-orang, dan untuk bersaing dengan yang lainnya," ucapnya pada wawancara yang dipublikasi LEquipe melalui situsnya.
"Dengan mengundurkan diri, saya memilih untuk fokus sepenuhnya pada pertahanan saya pada kasus di mana tidak ada pembicaraan tentang korupsi, pemalsuan apapun, yang tidak ada satupun yang tersisa."
"Ini adalah urusan penjadwalan, namun bukan hanya itu. Bagaimana Anda dapat memenangi pemilihan ketika Anda dicegah melakukan kampanye?"
Blatter dan Platini diskors terkait pembayaran senilai dua juta franc Swiss yang diberikan kepada pria Prancis itu oleh FIFA dengan persetujuan Blatter pada 2011 untuk pekerjaan yang telah selesai satu dekade sebelumnya.
Komite mengatakan bahwa pembayaran itu, yang dilakukan ketika Blatter mengincar untuk dapat kembali menduduki kursi presiden FIFA, kurang transparan dan memperlihatkan konflik kepentingan. Baik Blatter maupun Platini menyangkal tuduhan telah melakukan pelanggaran.
Platini awalnya dinilai sebagai calon favorit untuk menggantikan Blatter pada pemilihan 26 Februari, tempat masing-masing dari 209 asosiasi sepak bola nasional yang merupakan anggota FIFA memberikan satu suara.
"Saya memiliki... sekitar ratusan surat dukungan dari federasi-federasi dan sekitar 50 janji, dalam dua hari," kata Platini seperti dikutip Reuters.
Lima kandidat, tidak seorang pun di antaranya merupakan favorit kuat, akan ambil bagian pada proses pemilihan dan kesempatan untuk memperbaiki badan sepak bola yang telah ternoda itu.
Mereka adalah Pangeran Ali bin Al Hussein dari Jordania, presiden Konfederasi Sepak Bola Asia Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa dari Bahrain, mantan ofisial FIFA Jerome Champagne dari Prancis, sekretaris jenderal UEFA Gianni Infantino dari Swiss, dan pengusaha asal Afrika Selatan Tokyo Sexwale.
Infantino merupakan tangan kanan Platini di UEFA dan mengumumkan pencalonannya setelah pria Prancis itu mendapat skors awal pada Oktober.
Champagne, meski merupakan kompatriot Platini, tidak memiliki hubungan dengan UEFA dan mengatakan bahwa prioritas FIFA mestinya adalah untuk menyebarkan kekayakan olahraga ini di seluruh dunia.
(Uu.H-RF)
Keduanya tersangkut skandal korupsi terburuk sepanjang sejarah FIFA, ketika organisasi itu menghadapi investigasi-investigasi kriminal di Swiss dan AS, tempat 41 ofisial sepak bola dan entitas-entitas olahraga ditahan karena dakwaan-dakwaan terkait korupsi.
Mantan pemain internasional Prancis Platini menegaskan bahwa ia tidak melakukan kesalahan, dan sempat berharap dapat memenangi banding dengan tepat waktu agar dapat kembali mengikuti persaingan untuk pemilihan presiden pada 26 Februari, namun kini ia mengatakan telah berubah pikiran.
"Saya mengundurkan diri dari pencalonan saya. Saya tidak dapat lagi (mengikutinya). Saya tidak memiliki waktu, ataupun arti untuk pergi dan menemui para pemilih, untuk bertemu orang-orang, dan untuk bersaing dengan yang lainnya," ucapnya pada wawancara yang dipublikasi LEquipe melalui situsnya.
"Dengan mengundurkan diri, saya memilih untuk fokus sepenuhnya pada pertahanan saya pada kasus di mana tidak ada pembicaraan tentang korupsi, pemalsuan apapun, yang tidak ada satupun yang tersisa."
"Ini adalah urusan penjadwalan, namun bukan hanya itu. Bagaimana Anda dapat memenangi pemilihan ketika Anda dicegah melakukan kampanye?"
Blatter dan Platini diskors terkait pembayaran senilai dua juta franc Swiss yang diberikan kepada pria Prancis itu oleh FIFA dengan persetujuan Blatter pada 2011 untuk pekerjaan yang telah selesai satu dekade sebelumnya.
Komite mengatakan bahwa pembayaran itu, yang dilakukan ketika Blatter mengincar untuk dapat kembali menduduki kursi presiden FIFA, kurang transparan dan memperlihatkan konflik kepentingan. Baik Blatter maupun Platini menyangkal tuduhan telah melakukan pelanggaran.
Platini awalnya dinilai sebagai calon favorit untuk menggantikan Blatter pada pemilihan 26 Februari, tempat masing-masing dari 209 asosiasi sepak bola nasional yang merupakan anggota FIFA memberikan satu suara.
"Saya memiliki... sekitar ratusan surat dukungan dari federasi-federasi dan sekitar 50 janji, dalam dua hari," kata Platini seperti dikutip Reuters.
Lima kandidat, tidak seorang pun di antaranya merupakan favorit kuat, akan ambil bagian pada proses pemilihan dan kesempatan untuk memperbaiki badan sepak bola yang telah ternoda itu.
Mereka adalah Pangeran Ali bin Al Hussein dari Jordania, presiden Konfederasi Sepak Bola Asia Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa dari Bahrain, mantan ofisial FIFA Jerome Champagne dari Prancis, sekretaris jenderal UEFA Gianni Infantino dari Swiss, dan pengusaha asal Afrika Selatan Tokyo Sexwale.
Infantino merupakan tangan kanan Platini di UEFA dan mengumumkan pencalonannya setelah pria Prancis itu mendapat skors awal pada Oktober.
Champagne, meski merupakan kompatriot Platini, tidak memiliki hubungan dengan UEFA dan mengatakan bahwa prioritas FIFA mestinya adalah untuk menyebarkan kekayakan olahraga ini di seluruh dunia.
(Uu.H-RF)
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Merasa mampu, 4.526 KK di Batang mundur dari penerima bantuan pemerintah
28 December 2021 15:25 WIB, 2021
Takut tes cepat COVID, 33 petugas pemutahiran data KPU Pekalongan mengundurkan diri
09 July 2020 16:18 WIB, 2020