Bom Jakarta - ISIS Lari ke Aplikasi "Alrawi" Setelah Diusir Telegram
Senin, 18 Januari 2016 7:43 WIB
Para petarung ekstrimis militan ISIS di Irak. (REUTERS/Social Media Website via Reuters)
Dikutip dari TechCrunch, salah satu aplikasi chat ini adalah Alrawi. Chat yang dibuat terenkripsi itu menjadikan pemerintah dan badan-badan keamanan lebih sulit dalam memata-matai rencana teroris.
Hal ini ditemukan oleh jaringan kontraterorisme yang dikenal sebagai Ghost Security Group. Sebelumnya, ISIS dilaporkan berkomunikasi melalui Telegram.
Meskipun keamanan Alrawi tidak secanggih WhatsApp atau Telegram, aplikasi chat ini melindungi pengguna dengan mengenkripsi teks. Dan, tanpa perusahaan terkemuka di belakang Alrawi, tidak ada yang melarang ISIS untuk menggunakannya.
Alrawi tidak dapat diunduh dari Google Play, melainkan harus diinstal terlebih dahulu.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa jauh platform mobile tersedia untuk memerangi terorisme.
Pemerintah mendorong untuk membuka enkripsi, namun mungkin ada cara lain untuk menjaga orang tetap aman tanpa melanggar privasi banyak orang.
Apple dan Google dapat dengan mudah mengeluarkan aplikasi yang digunakan untuk kegiatan berbahaya di toko aplikasi resmi mereka.
Namun, akankah mereka bersedia mengkontrol lebih jauh penggunaan langsung sistem operasi mobile mereka?
ISIS, melalui kelompok teroris Santoso, mengakui bertanggungjawab atas serangan teror ke kawasan Sarinah, Thamrin, Kamis lalu. Sejumlah media massa internasional menyebutkan perancang Teror Thamrin yang diyakini berada di Suriah telah berkomunikasi dengan fasilitas chat Telegram.
Hal ini ditemukan oleh jaringan kontraterorisme yang dikenal sebagai Ghost Security Group. Sebelumnya, ISIS dilaporkan berkomunikasi melalui Telegram.
Meskipun keamanan Alrawi tidak secanggih WhatsApp atau Telegram, aplikasi chat ini melindungi pengguna dengan mengenkripsi teks. Dan, tanpa perusahaan terkemuka di belakang Alrawi, tidak ada yang melarang ISIS untuk menggunakannya.
Alrawi tidak dapat diunduh dari Google Play, melainkan harus diinstal terlebih dahulu.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa jauh platform mobile tersedia untuk memerangi terorisme.
Pemerintah mendorong untuk membuka enkripsi, namun mungkin ada cara lain untuk menjaga orang tetap aman tanpa melanggar privasi banyak orang.
Apple dan Google dapat dengan mudah mengeluarkan aplikasi yang digunakan untuk kegiatan berbahaya di toko aplikasi resmi mereka.
Namun, akankah mereka bersedia mengkontrol lebih jauh penggunaan langsung sistem operasi mobile mereka?
ISIS, melalui kelompok teroris Santoso, mengakui bertanggungjawab atas serangan teror ke kawasan Sarinah, Thamrin, Kamis lalu. Sejumlah media massa internasional menyebutkan perancang Teror Thamrin yang diyakini berada di Suriah telah berkomunikasi dengan fasilitas chat Telegram.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Implementasi K3 berkelanjutan, PLN Icon Plus borong 4 Penghargaan di IQSA 2024
15 October 2024 15:46 WIB