Dave Laksono: Ketum Golkar Mendatang Bisa Jadi "Boneka" Wantim
Selasa, 26 Januari 2016 10:59 WIB
Rapimnas Partai Golkar di JCC, Jakarta. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
"Memang ada pemikiran seperti itu. Jadi arahnya sepertinya Ketua Umum dikendalikan Dewan Pertimbangan," kata Dave di Jakarta, Selasa.
Dave menekankan Dewan Pertimbangan tidak boleh memiliki posisi yang dapat mengatur ketua umum karena ketua umum adalah sosok yang akan berhadapan langsung dengan publik.
"Sekarang pemikiran kritis masyarakat kuat. Yang berhadapan dengan publik kan ketua umum. Kalau ketua umum di bawah kendali dewan pertimbangan, susah juga," kata Dave.
Putra Ketua Umum Golkar hasil Munas Jakarta Agung Laksono itu mengatakan penguatan kewenangan Dewan Pertimbangan Golkar pernah terjadi pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Menurut dia kala itu penguatan kewenangan Dewan Pertimbangan diperlukan karena secara sistem kekuasaan Golkar mengerucut kepada presiden.
"Tapi sekarang Golkar sudah bertransformasi. Golkar sekarang menjadi partai yang terbuka, siapa saja bisa masuk," ujar Dave.
Bagi Dave, sebaiknya penguatan dilakukan terhadap kepengurusan partai di level bawah, sebaliknya penguatan kewenangan Dewan Pertimbangan bisa membuat lembaga itu menjadi sangat kuat dan menyandera Ketua Umum.
"Kita jangan terkungkung pemikiran fasis. Perpecahan Golkar itu kan karena pimpinannya selama lima tahun kurang aspiratif," kata dia.
Sebelumnya melalui Rapimnas Golkar 2016, kubu Aburizal berencana memperluas kewenangan Dewan Pertimbangan Golkar.
Rencana ini digulirkan seiring keputusan Aburizal tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai Ketua Umum Golkar.
Dave menekankan Dewan Pertimbangan tidak boleh memiliki posisi yang dapat mengatur ketua umum karena ketua umum adalah sosok yang akan berhadapan langsung dengan publik.
"Sekarang pemikiran kritis masyarakat kuat. Yang berhadapan dengan publik kan ketua umum. Kalau ketua umum di bawah kendali dewan pertimbangan, susah juga," kata Dave.
Putra Ketua Umum Golkar hasil Munas Jakarta Agung Laksono itu mengatakan penguatan kewenangan Dewan Pertimbangan Golkar pernah terjadi pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Menurut dia kala itu penguatan kewenangan Dewan Pertimbangan diperlukan karena secara sistem kekuasaan Golkar mengerucut kepada presiden.
"Tapi sekarang Golkar sudah bertransformasi. Golkar sekarang menjadi partai yang terbuka, siapa saja bisa masuk," ujar Dave.
Bagi Dave, sebaiknya penguatan dilakukan terhadap kepengurusan partai di level bawah, sebaliknya penguatan kewenangan Dewan Pertimbangan bisa membuat lembaga itu menjadi sangat kuat dan menyandera Ketua Umum.
"Kita jangan terkungkung pemikiran fasis. Perpecahan Golkar itu kan karena pimpinannya selama lima tahun kurang aspiratif," kata dia.
Sebelumnya melalui Rapimnas Golkar 2016, kubu Aburizal berencana memperluas kewenangan Dewan Pertimbangan Golkar.
Rencana ini digulirkan seiring keputusan Aburizal tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai Ketua Umum Golkar.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pengacara Henry Indraguna dukung Dave Laksono jadi Ketua Umum Kosgoro
28 February 2021 9:12 WIB, 2021
Hormati Hukum, Kalau belum Waktunya Jangan Dipaksa Suruh Turun, kata Agung Laksono
18 July 2017 14:48 WIB, 2017
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017