Seskab Sesalkan Terjadinya Kecelakaan Pesawat TNI AU dalam Waktu Berdekatan
Rabu, 10 Februari 2016 15:36 WIB
Seskab Pramono Anung (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
"Dengan demikian sekali lagi tentunya ini ada hal yang perlu didalami. Kepada keluarga yang meninggal dunia tentunya sekali lagi pemerintah menyampaikan belasungkawa dan duka cita yang mendalam," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang ditemui di komplek Istana Negara, Jakarta pada Rabu siang.
Pramono menyesalkan terjadinya kecelakaan pesawat TNI AU dalam waktu berdekatan. Sebelumnya pesawat tempur T50i Golden Eagle jatuh di Yogyakarta pada 19 Desember 2015 saat sedang melakukan aerobatik.
Menurut Pramono, pihak TNI AU perlu melakukan evaluasi terhadap operasional pesawat tempur maupun latih di Indonesia.
Pihak TNI AU, kata Seskab, akan memberikan keterangan lanjutan mengenai pemeriksaan kecelakaan pesawat latih tempur jenis Super Tucano buatan Embraer, Brasil tersebut.
Pramono tidak meragukan kapabilitas penerbang pesawat TNI AU yang sebelumnya telah diberi pendidikan di Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta.
"Artinya adalah seseorang dengan kapasitas, kapabilitas dan kemampuan yang mencukupi untuk menerbangkan pesawat," kata Pramono.
Pesawat Super Tucano digunakan oleh TNI AU untuk fungsi serang gerilya dan menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang sudah dipensiunkan.
Embraer mendatangkan sejumlah pesawat itu dari Brasil ke Indonesia mulai tahun 2012-2015 kepada TNI AU.
Salah satu pesawat itu jatuh di kawasan permukiman padat penduduk di Jalan LA Sucipto, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, sekitar pukul 10.40 WIB.
Korban yang telah dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang adalah Mayor Penerbang Ifi, Co Pilot Syaiful, dan seorang warga Ny Pujianto.
Pramono menyesalkan terjadinya kecelakaan pesawat TNI AU dalam waktu berdekatan. Sebelumnya pesawat tempur T50i Golden Eagle jatuh di Yogyakarta pada 19 Desember 2015 saat sedang melakukan aerobatik.
Menurut Pramono, pihak TNI AU perlu melakukan evaluasi terhadap operasional pesawat tempur maupun latih di Indonesia.
Pihak TNI AU, kata Seskab, akan memberikan keterangan lanjutan mengenai pemeriksaan kecelakaan pesawat latih tempur jenis Super Tucano buatan Embraer, Brasil tersebut.
Pramono tidak meragukan kapabilitas penerbang pesawat TNI AU yang sebelumnya telah diberi pendidikan di Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta.
"Artinya adalah seseorang dengan kapasitas, kapabilitas dan kemampuan yang mencukupi untuk menerbangkan pesawat," kata Pramono.
Pesawat Super Tucano digunakan oleh TNI AU untuk fungsi serang gerilya dan menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang sudah dipensiunkan.
Embraer mendatangkan sejumlah pesawat itu dari Brasil ke Indonesia mulai tahun 2012-2015 kepada TNI AU.
Salah satu pesawat itu jatuh di kawasan permukiman padat penduduk di Jalan LA Sucipto, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, sekitar pukul 10.40 WIB.
Korban yang telah dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang adalah Mayor Penerbang Ifi, Co Pilot Syaiful, dan seorang warga Ny Pujianto.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
MUI Sulsel sesalkan perilaku jamaah haji pamer harta sepulang dari Tanah Suci
11 July 2023 8:29 WIB, 2023
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017