Mundurnya Mahathir Tak Pengaruhi Hubungan Indonesia-Malaysia
Senin, 29 Februari 2016 20:56 WIB
Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
"Saya menilai mundurnya Mahathir tidak berdampak bagi hubungan Indonesia-Malaysia," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, Mahathir saat ini bukan lagi pemimpin resmi Malaysia sehingga kemundurannya itu tidak berdampak bagi Indonesia.
Menurut dia, secara diplomatik hubungan Indonesia-Malaysia dilakukan secara "official" antarkedua pemerintahan dan tidak terpengaruh dinamika politik di internal UMNO.
"Secara diplomatik hubungan Indonesia-Malaysia official saja. Mahathir bukan lagi pemimpin resmi Malaysia," ujarnya.
Mahfud menilai mundurnya Mahathir itu sebagai dinamika internal UMNO yang kuat karena adanya dugaan korupsi dari elit partai tersebut.
Namun dia mengatakan tidak tahu persis apakah mundurnya Mahathir dari UMNO berpengaruh besar atau tidak bagi partai tersebut.
"Dampaknya pada dinamika politik di Malaysia karena pergumulan di UMNO," katanya.
Sebelumnya, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Senin, menyatakan mundur dari partai berkuasa Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) karena dinilai mendukung korupsi oleh pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak.
Mahathir mengkritik keras Najib yang menghadapi tekanan atas korupsi yang melanda BUMN 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Saya tidak akan menyebut UMNO lagi. Itu partai Najib. Saya merasa malu berhubungan dengan partai yang kelihatannya mendukung korupsi. Ini juga yang mengakibatkan saya dipermalukan," katanya.
Namun, dia menyatakan tidak akan mendirikan partai politik baru atau bergabung dengan partai politik lain.
Dia menjelaskan, Mahathir saat ini bukan lagi pemimpin resmi Malaysia sehingga kemundurannya itu tidak berdampak bagi Indonesia.
Menurut dia, secara diplomatik hubungan Indonesia-Malaysia dilakukan secara "official" antarkedua pemerintahan dan tidak terpengaruh dinamika politik di internal UMNO.
"Secara diplomatik hubungan Indonesia-Malaysia official saja. Mahathir bukan lagi pemimpin resmi Malaysia," ujarnya.
Mahfud menilai mundurnya Mahathir itu sebagai dinamika internal UMNO yang kuat karena adanya dugaan korupsi dari elit partai tersebut.
Namun dia mengatakan tidak tahu persis apakah mundurnya Mahathir dari UMNO berpengaruh besar atau tidak bagi partai tersebut.
"Dampaknya pada dinamika politik di Malaysia karena pergumulan di UMNO," katanya.
Sebelumnya, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Senin, menyatakan mundur dari partai berkuasa Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) karena dinilai mendukung korupsi oleh pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak.
Mahathir mengkritik keras Najib yang menghadapi tekanan atas korupsi yang melanda BUMN 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Saya tidak akan menyebut UMNO lagi. Itu partai Najib. Saya merasa malu berhubungan dengan partai yang kelihatannya mendukung korupsi. Ini juga yang mengakibatkan saya dipermalukan," katanya.
Namun, dia menyatakan tidak akan mendirikan partai politik baru atau bergabung dengan partai politik lain.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017