Pembom bunuh diri yang mengenakan rompi peledak meledakkan dirinya di satu tenda pemakaman di Desa Syiah Brishtah, 100 kilometer di sebelah timur-laut Ibu Kota Irak, Baghdad, kata sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Penyerang itu tampaknya mengincar beberapa anggota satuan paramiliter Syiah, Hashd Shaabi atau Gerakan Rakyat, yang hadir dalam pemakaman tersebut, kata sumber itu.

Ia menambahkan lima tokoh terkemuka milisi Syiah tewas, termasuk Ali Hamad At-Temimi, pemimpin milisi tangguh Asaib Ahl Al-Haq atau Liga Keadilan di Provinsi Diyala.

Kelompok Liga tersebut diduga memisahkan diri dari Tentara Mahdi, pimpinan tokoh keras Syiah Moqtada As-Sadr.

Kelompok itu diduga didanai, dilatih dan dipersenjatai oleh Pasukan Quds Iran selama pendudukan AS di Irak, demikian laporan Xinhua, Selasa pagi. Dan setelah penarikan tentara AS pada 2011, kelompok tersebut bersekutu dengan Pemerintah pimpinan Syiah di Baghdad.

Ledakan kuat itu mengakibatkan kerusakan besar di daerah tersebut, serta merusak beberapa bangunan di dekatnya dan mobil warga sipil, kata sumber itu.

Ia menambahkan dinas keamanan provinsi tersebut memberlakukan larangan orang keluar rumah dan meningkatkan pengamanan di sejumlah desa serta kota kecil di daerah itu, termasuk di Maqdadiyah, guna mencegah kemungkinan serangan pembalasan.

Kota Kecil Maqdadiyah, yang mudah bergolak, menyaksikan peningkatan ketegangan sektarian terutama setelah 11 Januari, ketika ledakan keras yang diklaim oleh kelompok ISIS ditujukan ke satu kedai kopi yang sering dikunjungi warga Syiah di kota kecil tersebut.

Peristiwa itu membuat milisi Syiah melakukan pemboman balasan dan pembakaran beberapa tempat ibadah Sunni serta toko tenda milik pemeluk Sunni di kota kecil tersebut, selain penghukuman mati puluhan warga Sunni.

ISIS telah sering membidik daerah yang dipenuhi orang, termasuk pasar, kafetaria dan masjid di seluruh Irak.

Irak saat ini menyaksikan gelombang kerusuhan sejak ISIS merebut beberapa daerah di bagian barat dan utara Irak pada Juni 2014.

Satu laporan PBB memperkirakan lebih dari 22.300 orang tewas atau cedera dalam konflik bersenjata di Irak pada 2015.