Hamdi: Deradikalisasi tak bisa Disepelekan dalam Pencegahan Terorisme
Jumat, 11 Maret 2016 15:33 WIB
Hamdi Muluk (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
"Dengan dilakukan deradikalisasi saja masih ada napi terorisme yang kolot, bagaimana bila tidak dijalankan deradikalisasi," kata dia di Jakarta, Jumat.
Menurut Hamdi, deradikalisasi tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh waktu yang panjang untuk menyadarkan orang-orang yang telanjur radikal.
"Bahkan, proses pendekatan dan penyadaran itu bisa sangat rumit. Soalnya, biasanya napi terorisme sangat sulit didekati dan diajak bersosialisasi di luar kelompok mereka," katanya.
Menurut Hamdi, proses penyadaran napi terorisme jelas berbeda dengan napi tindak pidana biasa. Dibutuhkan perenungan serta strategi tepat untuk bisa mengajak mereka berkomunikasi.
Napi terorisme pernah punya keyakinan dan terpikat ideologi teroris serta tergiur iming-iming pendirian negara Islam, meski harus ditempuh dengan kekerasan. Mereka juga berpikir bahwa hanya orang yang sepaham dengan mereka yang bisa mengelola negara.
"Jadi, harus ada pendekatan secara khusus kepada mereka yang harus dimiliki oleh para petugas Lapas," kata Hamdi.
Yang tidak kalah penting, menurut Hamdi, adalah harus ada proses lanjutan untuk mengantar mereka kembali ke masyarakat setelah selesai menjalani hukuman.
Guru Besar Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Prof Bambang Pranowo juga menekankan pentingnya deradikalisasi dalam pencegahan terorisme. Menurutnya, akan sulit menyadarkan napi terorisme yang telanjur kemasukan paham radikal bila tidak dilakukan tahapan demi tahapan deradikalisasi.
"Deradikalisasi itu sangat penting sehingga harus lebih diintensifkan baik di dalam Lapas maupun di luar Lapas karena ini menyangkut pemahaman agama dan ideologi seseorang," katanya.
Menurut dia, para napi terorisme harus diberikan pemahaman tentang agama Islam yang rahmatan lil alamin dan juga jihad yang benar karena sebelumnya mereka selalu mengagung-agungkan jihad, juga mengkafir-kafirkan orang yang tidak sepaham.
"Kalau tidak ada deradikalisasi, mereka pasti akan kembali menjadi teroris bila sudah bebas," kata Bambang.
Menurut Hamdi, deradikalisasi tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh waktu yang panjang untuk menyadarkan orang-orang yang telanjur radikal.
"Bahkan, proses pendekatan dan penyadaran itu bisa sangat rumit. Soalnya, biasanya napi terorisme sangat sulit didekati dan diajak bersosialisasi di luar kelompok mereka," katanya.
Menurut Hamdi, proses penyadaran napi terorisme jelas berbeda dengan napi tindak pidana biasa. Dibutuhkan perenungan serta strategi tepat untuk bisa mengajak mereka berkomunikasi.
Napi terorisme pernah punya keyakinan dan terpikat ideologi teroris serta tergiur iming-iming pendirian negara Islam, meski harus ditempuh dengan kekerasan. Mereka juga berpikir bahwa hanya orang yang sepaham dengan mereka yang bisa mengelola negara.
"Jadi, harus ada pendekatan secara khusus kepada mereka yang harus dimiliki oleh para petugas Lapas," kata Hamdi.
Yang tidak kalah penting, menurut Hamdi, adalah harus ada proses lanjutan untuk mengantar mereka kembali ke masyarakat setelah selesai menjalani hukuman.
Guru Besar Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Prof Bambang Pranowo juga menekankan pentingnya deradikalisasi dalam pencegahan terorisme. Menurutnya, akan sulit menyadarkan napi terorisme yang telanjur kemasukan paham radikal bila tidak dilakukan tahapan demi tahapan deradikalisasi.
"Deradikalisasi itu sangat penting sehingga harus lebih diintensifkan baik di dalam Lapas maupun di luar Lapas karena ini menyangkut pemahaman agama dan ideologi seseorang," katanya.
Menurut dia, para napi terorisme harus diberikan pemahaman tentang agama Islam yang rahmatan lil alamin dan juga jihad yang benar karena sebelumnya mereka selalu mengagung-agungkan jihad, juga mengkafir-kafirkan orang yang tidak sepaham.
"Kalau tidak ada deradikalisasi, mereka pasti akan kembali menjadi teroris bila sudah bebas," kata Bambang.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ratusan napi terorisme di Nusakambangan ikut program deradikalisasi Kemenkumham
15 May 2023 16:04 WIB, 2023
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017