Seskab: Bila Diizinkan Filipina, Indonesia Siap Melakukan Pembebasan Sandera
Jumat, 8 April 2016 16:47 WIB
Seskab Pramono Anung (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
"Dari pantauan satelit, sebenarnya kita tahu lokasi orang-orang kita yang disandera," kata Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan Indonesia memiliki peralatan untuk mengetahui posisi mereka di mana. "Tetapi kita menghormati Pemerintah Filipina dan berharap dapat segera dibebaskan," kata Pramono Anung.
Ia menyebutkan Presiden Jokowi melalui Menlu Retno Marsudi secara terus-menerus memantau perkembangan terakhir karena sekarang ini mendekati batas waktu yang ditentukan.
"Tentunya kita tetap pada harapan bahwa kita menghormati Pemerintah Filipina dan berharap mereka menindaklanjuti dan melakukan pendekatan sekaligus bisa membebaskan WNI yang disandera," katanya.
Indonesia, lanjut Pramono, menghormati Konstitusi Filipina tetapi TNI dan Polri sudah siap kalau sewaktu-waktu diperlukan.
"Kemarin Kapolri dan Panglima TNI sudah melaporkan kepada Presiden tentang kesiapan ini," katanya.
Menurut dia, kalau diizinkan melakukan pembebasan WNI yang disandera, Indonesia siap melakukannya. "Tetapi kita mengedepankan langkah-langkah yang mengutamakan persaudaraan dan soft diplomasi," katanya.
Sementara itu mengenai Panama Papers, Pramono mengatakan dokumen itu menjadi tambahan informasi atau data bagi pemerintah.
"Kemarin dengan keluarnya Panama Papers ini mengkonfirmasi data yang ada. Dan ini menjadi data awal di pemerintah dan mendukung keinginan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tax amnesty," katanya.
Ia menyebutkan dengan adanya data itu pemerintah mempunyai fleksibilitas sehingga realisasi penerimaan dari tax amnesty nantinya akan lebih tinggi dari targetnya.
Ia menyebutkan Indonesia memiliki peralatan untuk mengetahui posisi mereka di mana. "Tetapi kita menghormati Pemerintah Filipina dan berharap dapat segera dibebaskan," kata Pramono Anung.
Ia menyebutkan Presiden Jokowi melalui Menlu Retno Marsudi secara terus-menerus memantau perkembangan terakhir karena sekarang ini mendekati batas waktu yang ditentukan.
"Tentunya kita tetap pada harapan bahwa kita menghormati Pemerintah Filipina dan berharap mereka menindaklanjuti dan melakukan pendekatan sekaligus bisa membebaskan WNI yang disandera," katanya.
Indonesia, lanjut Pramono, menghormati Konstitusi Filipina tetapi TNI dan Polri sudah siap kalau sewaktu-waktu diperlukan.
"Kemarin Kapolri dan Panglima TNI sudah melaporkan kepada Presiden tentang kesiapan ini," katanya.
Menurut dia, kalau diizinkan melakukan pembebasan WNI yang disandera, Indonesia siap melakukannya. "Tetapi kita mengedepankan langkah-langkah yang mengutamakan persaudaraan dan soft diplomasi," katanya.
Sementara itu mengenai Panama Papers, Pramono mengatakan dokumen itu menjadi tambahan informasi atau data bagi pemerintah.
"Kemarin dengan keluarnya Panama Papers ini mengkonfirmasi data yang ada. Dan ini menjadi data awal di pemerintah dan mendukung keinginan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tax amnesty," katanya.
Ia menyebutkan dengan adanya data itu pemerintah mempunyai fleksibilitas sehingga realisasi penerimaan dari tax amnesty nantinya akan lebih tinggi dari targetnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kapolrestabes Medan terancam sanksi tegas bila jika terima suap dari istri bandar narkoba
17 January 2022 13:35 WIB, 2022
Mendagri: "Lockdown" mikro diterapkan bila ada penularan saat liburan
27 December 2021 16:00 WIB, 2021
Piala Dunia bila digelar dua tahun sekali bisa tambah pemasukan FIFA Rp63 triliun
21 December 2021 7:43 WIB, 2021
UEFA: Wacana Piala Dunia bila digelar dua tahun sekali rusak kompetisi klub
25 September 2021 7:49 WIB, 2021
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017