Penyelenggaraan ABU kesempatan Emas Memperkenalkan Indonesia Kalangan Internasional
Selasa, 26 April 2016 13:01 WIB
RRI (rri.co.id)
Jakarta, Antara Jateng - Lembaga penyiaran publik RRI menyatakan
kesiapannya menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pasific Broadcasting Union
(ABU) 18-26 Oktober 2016.
"RRI telah membentuk tim pelaksana kegiatan untuk konstruksi semua program ABU agar bisa membawa citra penyiaran nasional yang baik ke internasional," ujar pelaksana tugas Direktur Utama RRI Martoyo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI, Selasa.
Martoyo menyampaikan sejauh ini tema besar pertemuan lembaga penyiaran Asia Pasifik atau ABU belum dirumuskan oleh Sekjen ABU. Meskipun demikian RRI telah menyiapkan sebuah tim pelaksana yang bertugas menyiapkan segala keperluan pelaksanaan ABU.
"Awalnya rencana pelaksanaan ABU adalah di Jakarta. Namun karena pertimbangan banyaknya proyek pembangunan di ibukota, maka tim RRI merekomendasikan pelaksanaannya di Bali," kata dia.
Martoyo mengatakan keperluan anggaran penyelenggaraan ABU adalah 15.750.000.000 untuk keperluan program acara, akomodasi serta transportasi delegasi ABU.
Ketua panitia ABU Muhammad Rohanudin menyatakan Indonesia mengambil momentum ABU sebagai sarana pencitraan visi misi ke-Indonesiaan.
Menurut Rohanudin, ABU adalah kesempatan emas memperkenalkan Indonesia kepada kalangan internasional.
"Panitia juga akan melibatkan pihak imigrasi dan Kementerian Luar Negeri untuk membantu delegasi yang berpotenai bermasalah di imigrasi," kata dia.
Menanggapi paparan persiapan penyelenggaraan ABU, pimpinan sidang Meutya Hafidz meminta RRI tidak menyerahkan sepenuhnya tema besar ABU kepada kalangan internasional.
Meutya meminta RRI melobi dan mengusulkan tema-tema terkait isu terkini yang tengah dihadapi Indonesia.
"Harus ada tema-tema yang diangkat dan diusulkan RRI terkait isu terkini di negara ini," jelas Meutya.
Senada dengan Meutya, anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid meminta RRI melobi dan memastikan terlebih dulu tema besar penyelenggaraan ABU sebelum mempersiapkan segala sesuatu terkait pelaksanaan.
"Ibaratnya software-nya harus jelas dulu," kata Hidayat.
Hidayat juga mengkritisi alasan tim RRI memilih Bali lantaran lebih menggambarkan visi kebangsaan. Menurut Hidayat, hal tersebut harus diklarifikasi dan diganti karena seluruh wilayah Indonesia harus menggambarkan visi kebangsaan.
"RRI telah membentuk tim pelaksana kegiatan untuk konstruksi semua program ABU agar bisa membawa citra penyiaran nasional yang baik ke internasional," ujar pelaksana tugas Direktur Utama RRI Martoyo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI, Selasa.
Martoyo menyampaikan sejauh ini tema besar pertemuan lembaga penyiaran Asia Pasifik atau ABU belum dirumuskan oleh Sekjen ABU. Meskipun demikian RRI telah menyiapkan sebuah tim pelaksana yang bertugas menyiapkan segala keperluan pelaksanaan ABU.
"Awalnya rencana pelaksanaan ABU adalah di Jakarta. Namun karena pertimbangan banyaknya proyek pembangunan di ibukota, maka tim RRI merekomendasikan pelaksanaannya di Bali," kata dia.
Martoyo mengatakan keperluan anggaran penyelenggaraan ABU adalah 15.750.000.000 untuk keperluan program acara, akomodasi serta transportasi delegasi ABU.
Ketua panitia ABU Muhammad Rohanudin menyatakan Indonesia mengambil momentum ABU sebagai sarana pencitraan visi misi ke-Indonesiaan.
Menurut Rohanudin, ABU adalah kesempatan emas memperkenalkan Indonesia kepada kalangan internasional.
"Panitia juga akan melibatkan pihak imigrasi dan Kementerian Luar Negeri untuk membantu delegasi yang berpotenai bermasalah di imigrasi," kata dia.
Menanggapi paparan persiapan penyelenggaraan ABU, pimpinan sidang Meutya Hafidz meminta RRI tidak menyerahkan sepenuhnya tema besar ABU kepada kalangan internasional.
Meutya meminta RRI melobi dan mengusulkan tema-tema terkait isu terkini yang tengah dihadapi Indonesia.
"Harus ada tema-tema yang diangkat dan diusulkan RRI terkait isu terkini di negara ini," jelas Meutya.
Senada dengan Meutya, anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid meminta RRI melobi dan memastikan terlebih dulu tema besar penyelenggaraan ABU sebelum mempersiapkan segala sesuatu terkait pelaksanaan.
"Ibaratnya software-nya harus jelas dulu," kata Hidayat.
Hidayat juga mengkritisi alasan tim RRI memilih Bali lantaran lebih menggambarkan visi kebangsaan. Menurut Hidayat, hal tersebut harus diklarifikasi dan diganti karena seluruh wilayah Indonesia harus menggambarkan visi kebangsaan.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017