Media: Obat Penghilang Rasa Sakit Ditemukan di Rumah Prince
Jumat, 29 April 2016 8:29 WIB
Prince (Reuters)
Minneapolis, Antara Jateng - Pihak berwenang yang menyelidiki kematian Prince menemukan resep obat penghilang rasa sakit di tempat penyanyi itu meninggal, menurut berbagai outlet berita pada Rabu.
Berita itu muncul di saat yang sama catatan pengadilan menyebut seorang hakim menunjuk sebuah bank untuk menjaga warisan bintang legendaris itu.
CNN melaporkan bahwa zat penghilang rasa sakit itu ditemukan di tubuh Prince sementara Star Tribune di Minneapolis melaporkan bahwa resep itu ditemukan di tempat musisi berusia 57 tahun itu meninggal di rumahnya di pinggiran kota Minneapolis.
Kedua laporan itu berdasarkan pada sumber-sumber penegak hukum yang tak disebutkan namanya. Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi laporan itu dan aparat penegak hukum setempat tidak segera bersedia untuk berkomentar.
Berbagai media termasuk CNN juga melaporkan bahwa aparat penegak lokal telah meminta Badan Obat-Obatan AS untuk membantu dalam penyelidikan.
Polisi mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda bunuh diri atau trauma yang jelas dalam kematian Prince dan diperlukan waktu berpekan-pekan sebelum hasil otopsi mengungkapkan bagaimana musisi itu meninggal.
Star Tribune mengatakan bahwa pihak berwenang mencoba untuk menentukan apa, jika ada, peran obat itu dalam kematian Prince serta apakah obat yang ditemukan di tempat kejadian itu diresepkan untuk dirinya.
Musisi yang sangat tertutup yang dikenal dengan lagu hitsnya "Purple Rain" dan "When Doves Cry," itu ditemukan tewas di sebuah lift di rumahnya di pinggiran kota Minneapolis Kamis lalu. Kematiannya mengejutkan jutaan penggemar di seluruh dunia dan memicu penghormatan dari sesama musisi.
Juga pada Rabu, seorang hakim di Carver County, Minnesota, memutuskan atas permintaan dari saudara perempuan Prince, Tyka Nelson, untuk menunjuk Bremer Trust, Asosiasi Nasional sebagai petugas khusus untuk menangani harta Prince yang diperkirakan bernilai ratusan juta dolar. Demikian laporan Reuters.
(Uu.G003)
Berita itu muncul di saat yang sama catatan pengadilan menyebut seorang hakim menunjuk sebuah bank untuk menjaga warisan bintang legendaris itu.
CNN melaporkan bahwa zat penghilang rasa sakit itu ditemukan di tubuh Prince sementara Star Tribune di Minneapolis melaporkan bahwa resep itu ditemukan di tempat musisi berusia 57 tahun itu meninggal di rumahnya di pinggiran kota Minneapolis.
Kedua laporan itu berdasarkan pada sumber-sumber penegak hukum yang tak disebutkan namanya. Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi laporan itu dan aparat penegak hukum setempat tidak segera bersedia untuk berkomentar.
Berbagai media termasuk CNN juga melaporkan bahwa aparat penegak lokal telah meminta Badan Obat-Obatan AS untuk membantu dalam penyelidikan.
Polisi mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda bunuh diri atau trauma yang jelas dalam kematian Prince dan diperlukan waktu berpekan-pekan sebelum hasil otopsi mengungkapkan bagaimana musisi itu meninggal.
Star Tribune mengatakan bahwa pihak berwenang mencoba untuk menentukan apa, jika ada, peran obat itu dalam kematian Prince serta apakah obat yang ditemukan di tempat kejadian itu diresepkan untuk dirinya.
Musisi yang sangat tertutup yang dikenal dengan lagu hitsnya "Purple Rain" dan "When Doves Cry," itu ditemukan tewas di sebuah lift di rumahnya di pinggiran kota Minneapolis Kamis lalu. Kematiannya mengejutkan jutaan penggemar di seluruh dunia dan memicu penghormatan dari sesama musisi.
Juga pada Rabu, seorang hakim di Carver County, Minnesota, memutuskan atas permintaan dari saudara perempuan Prince, Tyka Nelson, untuk menunjuk Bremer Trust, Asosiasi Nasional sebagai petugas khusus untuk menangani harta Prince yang diperkirakan bernilai ratusan juta dolar. Demikian laporan Reuters.
(Uu.G003)
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
MPS sambut baik pengesahan obat bayi BBLR dan penyakit langka sebagai obat resmi
28 August 2024 9:18 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017