Mahyudin Sayangkan Penggunaan Tenaga Asing untuk Pengeboran
Jumat, 29 April 2016 17:40 WIB
Wakil Ketua MPR Mahyudin (Antara News / Try Reza Essra)
Jakarta, Antara Jateng- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menyayangkan penggunaan tenaga kerja asing hanya untuk pekerjaan pengeboran dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, menyusul ditangkapnya pekerja asal Tiongkok di kawasan pangkalan militer Halim Perdanakusumah, Jakarta.
"Mungkin mereka tenaga kerja ahli dalam pengeboran. Saya kira tenaga kerja indonesia untuk pengeboran sudah banyak, buat apa mengambil tenaga kerja dari Tiongkok," katanya di Jakarta, Jumat.
Terkait kasus Halim, Mahyudin mendoeong agar aparat imigrasi segera memeriksa kelengkapan dan legalitas dokumen dua pekerja asal Tiongkok yang ditangkap saat mengerjakan pekerjaan pengeboran karena mencurigakan.
"Saya pikir perlu juga diperiksa legalitas dokumen keimigrasian mereka," kata Mahyudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.Menurut Mahyudin, jika terjadi pelanggaran administrasi ketenagakerjaan dan imigrasi maka tenaga kerja asing dari Tiongkok itu perlu diberikan sanksi hukum.
Mahyudin mengungkapkan bahwa tenaga kerja asing yang ditangkap itu bukan dari tentara tetapi memakai pakaian yang mirip tentara.
Mengomentari penangkapan dua pekerjanya, PT Kereta Cepat Indonesia China membantah adanya kontrak dengan lima pekerja asal Tiongkok dan dua asal Indonesia yang menyusup di wilayah Bandara halim Perdanakusuma yang ditangkap oleh TNI AU pada Selasa (26/4) lalu.
Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wiryawan saat dihubungi mengaku pihaknya tidak memiliki kontrak dengan Geo Central Mining (GMC) yang menaungi tujuh pekerja ilegal tersebut di wilayah Halim Perdanakusuma untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Hanggoro mengungkapkan pihaknya menjalin kerja sama dengan GMC untuk proyek KCIC, tetapi di wilayah lain, yaitu di Karawang dan Cikampek, Jawa Barat.
"Mungkin mereka tenaga kerja ahli dalam pengeboran. Saya kira tenaga kerja indonesia untuk pengeboran sudah banyak, buat apa mengambil tenaga kerja dari Tiongkok," katanya di Jakarta, Jumat.
Terkait kasus Halim, Mahyudin mendoeong agar aparat imigrasi segera memeriksa kelengkapan dan legalitas dokumen dua pekerja asal Tiongkok yang ditangkap saat mengerjakan pekerjaan pengeboran karena mencurigakan.
"Saya pikir perlu juga diperiksa legalitas dokumen keimigrasian mereka," kata Mahyudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.Menurut Mahyudin, jika terjadi pelanggaran administrasi ketenagakerjaan dan imigrasi maka tenaga kerja asing dari Tiongkok itu perlu diberikan sanksi hukum.
Mahyudin mengungkapkan bahwa tenaga kerja asing yang ditangkap itu bukan dari tentara tetapi memakai pakaian yang mirip tentara.
Mengomentari penangkapan dua pekerjanya, PT Kereta Cepat Indonesia China membantah adanya kontrak dengan lima pekerja asal Tiongkok dan dua asal Indonesia yang menyusup di wilayah Bandara halim Perdanakusuma yang ditangkap oleh TNI AU pada Selasa (26/4) lalu.
Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wiryawan saat dihubungi mengaku pihaknya tidak memiliki kontrak dengan Geo Central Mining (GMC) yang menaungi tujuh pekerja ilegal tersebut di wilayah Halim Perdanakusuma untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Hanggoro mengungkapkan pihaknya menjalin kerja sama dengan GMC untuk proyek KCIC, tetapi di wilayah lain, yaitu di Karawang dan Cikampek, Jawa Barat.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Conte sayangkan kegagalan Tottenham cetak lebih banyak gol kontra Liverpool
20 December 2021 8:21 WIB, 2021
PSSI sayangkan kebijakan pemerintah Singapura wajibkan Elkan Baggott karantina
15 December 2021 5:01 WIB, 2021
Dubes Inggris sayangkan Tim Indonesia dikeluarkan dari All England 2021
19 March 2021 8:16 WIB, 2021
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017