Pemkab Lebak Serius Obati Penyakit Langka Warga Baduy
Jumat, 20 Mei 2016 15:06 WIB
Sejumlah bocah Baduy Dalam mengantre untuk periksa kesehatan di Posko Layanan Kesehatan Kampung Ciboleger, Ds Bojongkoneng, Kc Leuwidamar, Kb Lebak, Banten, Sabtu (10/3/2012). (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)
Lebak (ANTAR News) - Sebanyak 19 warga Baduy Dalam tersebar Kampung Cikawartana, Cikeusik dan Cibeo, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, terjangkit Frambusia atau sejenis penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuh.
"Semua penderita penyakit Frambusia itu sedang menjalani pengobatan agar tidak menularkan kepada warga lainnya," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Jumat.
Selama ini, kata dia, pemerintah daerah cukup serius untuk mengobati penyakit langka yang menimpa warga Baduy itu.
Pengobatan dilakukan secara dilakukan secara berkala oleh petugas kesehatan masyarakat (Puskesmas) setempat.
Sebab, penyebab penyakit Frambusia itu akibat buruknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti berpakaian sampai berminggu-minggu tidak diganti, mandi tidak menggunakan sabun, dan bahkan warga Baduy ketika tidur tidak beralas tikar.
Perilaku seperti itu, kata dia, merupakan budaya masyarakat Baduy sehingga petugas medis kesulitan untuk mengubah pola hidup bersih dan sehat.
"Saya kira dengan hidup kurang bersih tentu sangat rawan terhadap penyebaran penyakit menular, seperti Frambusia itu," ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, jumlah penderita Frambusia saat ini tercatat 19 warga Baduy dan mereka dilakukan pengobatan oleh petugas medis setempat agar sembuh dan tidak menularkan pada warga lainnya.
Sebelumnya, pada 2015 tercatat 23 warga Baduy yang terjangkit penyakit korengan tersebut, namun tiga diantaranya sembuh.
Meskipun penyakit Frambusia itu tidak mematikan, karena menyerang pada bagian kulit saja, seperti luka koreng, tetapi bisa menurunkan produktivitas.
Pengobatan Frambusia dilakukan penyuntikan jenis Benzetin untuk membunuh kuman-kuman pada bagian tubuhnya.
Namun, hingga kini penyakit koreng-koreng yang menyerang bagian kaki, tangan dan badan belum terbebas dari daerah itu.
"Kami terus melakukan pengobatan bagi penderita agar tidak menular pada warga lainnya," katanya.
Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Saidja mengatakan pihaknya sangat mendukung tenaga medis melakukan pengobatan terhadap penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuh.
"Kami menerima pengobatan itu dan mendukungnya karena tidak dilarang oleh adat, sebab manusia perlu hidup sehat," katanya.
"Semua penderita penyakit Frambusia itu sedang menjalani pengobatan agar tidak menularkan kepada warga lainnya," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Jumat.
Selama ini, kata dia, pemerintah daerah cukup serius untuk mengobati penyakit langka yang menimpa warga Baduy itu.
Pengobatan dilakukan secara dilakukan secara berkala oleh petugas kesehatan masyarakat (Puskesmas) setempat.
Sebab, penyebab penyakit Frambusia itu akibat buruknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti berpakaian sampai berminggu-minggu tidak diganti, mandi tidak menggunakan sabun, dan bahkan warga Baduy ketika tidur tidak beralas tikar.
Perilaku seperti itu, kata dia, merupakan budaya masyarakat Baduy sehingga petugas medis kesulitan untuk mengubah pola hidup bersih dan sehat.
"Saya kira dengan hidup kurang bersih tentu sangat rawan terhadap penyebaran penyakit menular, seperti Frambusia itu," ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, jumlah penderita Frambusia saat ini tercatat 19 warga Baduy dan mereka dilakukan pengobatan oleh petugas medis setempat agar sembuh dan tidak menularkan pada warga lainnya.
Sebelumnya, pada 2015 tercatat 23 warga Baduy yang terjangkit penyakit korengan tersebut, namun tiga diantaranya sembuh.
Meskipun penyakit Frambusia itu tidak mematikan, karena menyerang pada bagian kulit saja, seperti luka koreng, tetapi bisa menurunkan produktivitas.
Pengobatan Frambusia dilakukan penyuntikan jenis Benzetin untuk membunuh kuman-kuman pada bagian tubuhnya.
Namun, hingga kini penyakit koreng-koreng yang menyerang bagian kaki, tangan dan badan belum terbebas dari daerah itu.
"Kami terus melakukan pengobatan bagi penderita agar tidak menular pada warga lainnya," katanya.
Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Saidja mengatakan pihaknya sangat mendukung tenaga medis melakukan pengobatan terhadap penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuh.
"Kami menerima pengobatan itu dan mendukungnya karena tidak dilarang oleh adat, sebab manusia perlu hidup sehat," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPBD Lebak imbau warga pesisir pantai waspada letusan Gunung Anak Krakatau
29 March 2023 14:01 WIB, 2023
Pemkab Klaten salurkan bantuan untuk warga terdampak longsor di Kabupaten Lebak
18 November 2021 21:06 WIB, 2021
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Kemenkes Prioritaskan Kasus Kanker Payudara dan Serviks yang Banyak Diidap Perempuan
01 February 2017 14:42 WIB, 2017
Menkes: Konsumsi Buah Sayur Lokal Penting dalam Mewujudkan Gizi Seimbang
25 January 2017 15:32 WIB, 2017
Menko PMK Akui Layanan BPJS Kesehatan lebih Maju dibanding awal 2014
25 January 2017 12:32 WIB, 2017
Penelitian: Orang yang tinggal dekat Jalan Raya Berisiko Mengidap Demensia
05 January 2017 11:08 WIB, 2017
Presiden Minta Bayi yang masih dalam Kandungan Penting diberi Protein dan Gizi Cukup
05 December 2016 16:26 WIB, 2016