Sragen, Antara Jateng - Pabrik Gula (PG) Mojo yang terletak di Jalan Kyai Mojo, Kampung Mojo, Kelurahan Sragen Wetan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada 2016 menargetkan produksi gula kristal putih sebanyak 400.000 ton.

"Kami pada tahun ini menargetkan produksi gula mencapai 400.000 ton atau meningkat sekitar 168 persen dibanding tahun sebelumnya," kat Administratur PG Bojo Sragen, Bambang Sutrisno, di Sragen, Senin.

Menurut Bambang Sutrisno, pihaknya sangat optimistis dengan ketersediaan bahan baku tenaman temu di wilayah Sragen target produksi itu dapat tercapai hingga masa operasi penggilingan.

Menurut Bambang Sutrisno pabrik gula yang berada di bawah PT Perkebunan Nusantara IX tersebut mempunyai kapasitas terpasang 2.550 'Ton Cane per Day' (TCD), proses pengolahan sulfitasi dan hasil produk gula kristal putih.

Ia menjelaskan PG Mojo Sragen merupakan peninggalan Belanda sebagai salah satu instrumen yang tak terpisahkan bagi para petani tebu, mulai operasi penggilingan tebu pada awal Juni hingga Oktober mendatang.

"Kami mulai menggiling tebu pada Minggu (5/6) hingga Oktober mendatang," kata Bambang Sutrisno.

Menyinggung soal bahan baku tebu untuk memenuhi kebutuhan PG Mojo, Bambang Sutrisno mengatakan pihaknya bekerja sama dengan para petani di Sragen dengan menyiapkan sebanyak 6.000 hektare tanaman tebu.

"Kami berharap dengan lahan tebu seluas itu, mampu memenuhi target produksi tahun ini. Lahan seluas mayoritas di wilayah Sragen," katanya.

Menurut dia, PG Mojo siap meningkatkan hasil giling untuk lebih maksimal dengan membatasi waktu angkutan tebu setelah ditebang harus sudah masuk ke tempat penggilingan selama 24 jam.

"Tebu setelah ditebang harus dibawa ke pabrik sehingga hasil giling tebu lebih maksimal. Kandungan air pada satu batang tebu tidak hanya pada pucuk dan bongkot, tetapi seluruh ruas," katanya.

Menurut dia, PG Mojo mendistribusikan hasio produksi gula ke wilayah Sragen, dan daerah lainnya di Jawa Tengah.

Ia mengatakan PG Mojo dalam produksi gula hanya sebagai jasa, sedangkan yang menggilingkan tanaman tebu adalah petani. Petani akan mendapatkan bagian sekitar 66 persen dari sisa 34 untuk pabrik.

"Kami sebelum kegiatan menggiling sudah melakukan selamatan termasuk pasar malam atau sering disebut cebrengan yang puncaknya pada Minggu (22/5)," katanya.

I menjelaskan petani di Sragen minat untuk menanam tanaman tebu masih tinggi, karena memang ada kerja sama yang saling menguntungkan adanya PG Mojo.

Meskipun, Kabupaten Sragen dikenal sebagai daerah yang sering mengalami kekurangan air saat musim kemarau, tetapi pasokan tebu untuk PG Mojo tidak pernah mengalami kekurangan. Kebutuhan tebu PG Mojo disuplai dari sekitar 300 kelompok tani di 15 kecamatan, antara lain Gesi, Tangen, Sukodono, Mondokan, dan Jenar.