IHSG BEI Turun 10,03 Poin
Senin, 13 Juni 2016 10:08 WIB
Seorang pria mengamati pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (6/6/2016).(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, Antara Jateng - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 10,03 poin atau 0,21 persen menjadi 4.838,02 pada awal perdagangan Senin, di tengah isu perlambatan ekonomi global.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 2,48 poin (0,30 persen) menjadi 825,01.
"Isu global mengenai perlambatan ekonomi masih menjadi salah satu faktor yang membebani laju bursa saham dunia, termasuk Indonesia," kata Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere.
Dalam perspektif teknikal, dia menjelaskan, kondisi harga saham di dalam negeri juga berada dalam area jenuh beli dan menunjukkan sinyal jual, dan situasi itu menambah beban indeks BEI awal pekan ini.
Minimnya sentimen dari dalam negeri, ia melanjutkan, juga menjadi salah satu faktor penahan pergerakan indeks BEI.
Saat ini, investor domestik sedang menanti data neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2016 dan kebijakan Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan (BI rate) dan BI Seven Days Reverse Repo Rate yang diperkirakan tetap di level 6,75 persen dan 5,5 persen.
"Diharapkan, data yang akan dirilis dalam beberapa waktu ke depan sesuai estimasi pelaku pasar sehingga nantinya dapat mendorong indeks BEI kembali ke area positif," katanya.
Di tingkat regional, indeks Bursa Hang Seng melemah 511,80 poin (2,43 persen) ke level 21.530,84; indeks Nikkei turun 449,75 poin (2,71 persen) ke level 16.151,61; dan Straits Times melemah 50,31 poin (1,77 persen) ke posisi 2.773,05.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 2,48 poin (0,30 persen) menjadi 825,01.
"Isu global mengenai perlambatan ekonomi masih menjadi salah satu faktor yang membebani laju bursa saham dunia, termasuk Indonesia," kata Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere.
Dalam perspektif teknikal, dia menjelaskan, kondisi harga saham di dalam negeri juga berada dalam area jenuh beli dan menunjukkan sinyal jual, dan situasi itu menambah beban indeks BEI awal pekan ini.
Minimnya sentimen dari dalam negeri, ia melanjutkan, juga menjadi salah satu faktor penahan pergerakan indeks BEI.
Saat ini, investor domestik sedang menanti data neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2016 dan kebijakan Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan (BI rate) dan BI Seven Days Reverse Repo Rate yang diperkirakan tetap di level 6,75 persen dan 5,5 persen.
"Diharapkan, data yang akan dirilis dalam beberapa waktu ke depan sesuai estimasi pelaku pasar sehingga nantinya dapat mendorong indeks BEI kembali ke area positif," katanya.
Di tingkat regional, indeks Bursa Hang Seng melemah 511,80 poin (2,43 persen) ke level 21.530,84; indeks Nikkei turun 449,75 poin (2,71 persen) ke level 16.151,61; dan Straits Times melemah 50,31 poin (1,77 persen) ke posisi 2.773,05.
Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BEI Jateng 2 raih penghargaan dari OJK program pencegahan investasi bodong
01 November 2024 14:31 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Sedekah Sampah Memotivasi Masyarakat lebih Mencintai Lingkungan dan Beramal
12 February 2017 14:35 WIB, 2017
Emil: Subuh Waktu Optimal Sampikan Pesan, Karena Otak Manusia belum Termanipulasi Hal Negatif
12 February 2017 14:29 WIB, 2017
Ketinggian Air Bendung Katulampa Naik Namun Masih Siaga Tiga Banjir
12 February 2017 14:06 WIB, 2017
Istiqlal Tak Mampu Tampung, Lautan Massa 112 Meluap ke Lapangan Banteng
11 February 2017 12:30 WIB, 2017