Jakarta, Antara Jateng - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 10,03 poin atau 0,21 persen menjadi 4.838,02 pada awal perdagangan Senin, di tengah isu perlambatan ekonomi global.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 2,48 poin (0,30 persen) menjadi 825,01.

"Isu global mengenai perlambatan ekonomi masih menjadi salah satu faktor yang membebani laju bursa saham dunia, termasuk Indonesia," kata Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere.

Dalam perspektif teknikal, dia menjelaskan, kondisi harga saham di dalam negeri juga berada dalam area jenuh beli dan menunjukkan sinyal jual, dan situasi itu menambah beban indeks BEI awal pekan ini.

Minimnya sentimen dari dalam negeri, ia melanjutkan, juga menjadi salah satu faktor penahan pergerakan indeks BEI.

Saat ini, investor domestik sedang menanti data neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2016 dan kebijakan Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan (BI rate) dan BI Seven Days Reverse Repo Rate yang diperkirakan tetap di level 6,75 persen dan 5,5 persen.

"Diharapkan, data yang akan dirilis dalam beberapa waktu ke depan sesuai estimasi pelaku pasar sehingga nantinya dapat mendorong indeks BEI kembali ke area positif," katanya.

Di tingkat regional, indeks Bursa Hang Seng melemah 511,80 poin (2,43 persen) ke level 21.530,84; indeks Nikkei turun 449,75 poin (2,71 persen) ke level 16.151,61; dan Straits Times melemah 50,31 poin (1,77 persen) ke posisi 2.773,05.