Irgan Desak Pemerintah Mencopot Dirut RS yang Terlibat Vaksin Palsu
Rabu, 13 Juli 2016 12:01 WIB
Irgan Chairul Mahfiz (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Jakarta, Antara Jateng - Legislator dari Komisi IX DPR RI Irgan Chairul Mahfiz mendesak pemerintah mencopot direktur utama rumah sakit pemerintah ataupun swasta yang terbukti terlibat peredaran vaksin palsu.
"Harus ada tindakan administratif. Kalau itu rumah sakit pemerintah, copot direktur utamanya. Itu sebagai warning, pada pihak lain jangan lakukan hal yang sama," ujar dia dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu.
Irgan juga menginginkan aparat berwenang mengusut tuntas pihak mana saja yang terlibat, termasuk aliran dananya..
"Mohon masalah vaksin tidak disepelekan. Kita ingin tahu rumah sakit mana yang kerjasama mengedarkan vaksin palsu, apa klinik atau dokter yang terlibat. Kalau perlu diusut aliran dananya. Berani-beraninya menggunakan palsu," kata dia.
Dia menilai, masalah vaksin palsu tak hanya menganggu kesehatan masyarakat Indonesia tetapi juga menganggu kredibilitas seluruh stakeholder kesehatan.
"Masalah vaksin palsu menganggu kesehatan masyarakat kita, menganggu kredibilitas seluruh stakeholder kesehatan. Harus dilakukan langkah pasti, tidak cukup peringatan tetapi tindakan tegas kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. Harus ada punishment. Apakah diturunkan ratingnya," kata Irgan.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya menyebut ada 12 rumah sakit yang diduga menerima pasokan vaksin palsu. Menurut dia, belasan rumah sakit tersebut berlokasi di Pulau Jawa dan Sumatera. Kendati demikian pihaknya belum bersedia menyebutkan nama-nama RS tersebut, karena masih dalam proses pengusutan.
"Harus ada tindakan administratif. Kalau itu rumah sakit pemerintah, copot direktur utamanya. Itu sebagai warning, pada pihak lain jangan lakukan hal yang sama," ujar dia dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu.
Irgan juga menginginkan aparat berwenang mengusut tuntas pihak mana saja yang terlibat, termasuk aliran dananya..
"Mohon masalah vaksin tidak disepelekan. Kita ingin tahu rumah sakit mana yang kerjasama mengedarkan vaksin palsu, apa klinik atau dokter yang terlibat. Kalau perlu diusut aliran dananya. Berani-beraninya menggunakan palsu," kata dia.
Dia menilai, masalah vaksin palsu tak hanya menganggu kesehatan masyarakat Indonesia tetapi juga menganggu kredibilitas seluruh stakeholder kesehatan.
"Masalah vaksin palsu menganggu kesehatan masyarakat kita, menganggu kredibilitas seluruh stakeholder kesehatan. Harus dilakukan langkah pasti, tidak cukup peringatan tetapi tindakan tegas kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. Harus ada punishment. Apakah diturunkan ratingnya," kata Irgan.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya menyebut ada 12 rumah sakit yang diduga menerima pasokan vaksin palsu. Menurut dia, belasan rumah sakit tersebut berlokasi di Pulau Jawa dan Sumatera. Kendati demikian pihaknya belum bersedia menyebutkan nama-nama RS tersebut, karena masih dalam proses pengusutan.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Kemenkes Prioritaskan Kasus Kanker Payudara dan Serviks yang Banyak Diidap Perempuan
01 February 2017 14:42 WIB, 2017
Menkes: Konsumsi Buah Sayur Lokal Penting dalam Mewujudkan Gizi Seimbang
25 January 2017 15:32 WIB, 2017
Menko PMK Akui Layanan BPJS Kesehatan lebih Maju dibanding awal 2014
25 January 2017 12:32 WIB, 2017
Penelitian: Orang yang tinggal dekat Jalan Raya Berisiko Mengidap Demensia
05 January 2017 11:08 WIB, 2017
Presiden Minta Bayi yang masih dalam Kandungan Penting diberi Protein dan Gizi Cukup
05 December 2016 16:26 WIB, 2016