Kapolri Harap Komjen Suhardi Perkuat Hubungan dengan Negara Tetangga
Rabu, 20 Juli 2016 12:07 WIB
Pelantikan Kapolri Presiden Joko Widodo menyematkan tanda pangkat bintang empat kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian (kiri) saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7/2016). Jenderal Po
Jakarta, Antara Jateng - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengharapkan Kepala Badan Nasional Penanggulanan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius untuk memperkuat hubungan dengan negara tetangga dan kawasan regional Asia Tenggara.
"Kami harapkan beliau bangun hubungan regional. Ada jaringan di Malaysia, Filipina ada Abu Sayyaf. Thailand diserang. Saya yakin beliau bisa kerja sama di kawasan regional," kata Tito usai menghadiri pelantikan Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan jaringan terorisme yang telah menjadi global berubah dari sebelumnya sebagai pendukung Al Qaeda menjadi pendukung jaringan ISIS.
Menurut dia, Suhardi akan sering bersafari ke luar negeri untuk berhubungan dengan mitra dari negara lain terkait pemberantasan dan penanggulangan terorisme.
"Saya yakin dengan kemampuan beliau. Beliau sudah banyak berkecimpung dengan mitra di negara asing saat jadi Kabareskrim dan saat sekolah di luar negeri. Ini akan memudahkan beliau menangani terorisme di BNPT," katanya.
Tito menjamin pengangkatan Suhardi sebagai Kepala BNPT kendati Suhardi belum pernah bertugas di Detasemen Khusus 88 Anti Teror dan BNPT.
Suhardi, kata Kapolri, adalah sosok jenderal cerdas karena selalu masuk tiga besar terbaik saat pendidikan Akademi Kepolisian, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Sekolah Staf dan Kepemimpinan dan pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
"Beliau di Lemhannas tahun 2011 bersama saya. Dari 80 orang, Beliau nomor dua. Beliau bahas terorisme," katanya.
Dia mengatakan Suhardi pernah menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal yang punya hubungan bawahan langsung dengan Densus 88 Anti Teror bahkan memberi komando ke Densus juga.
Saat menjadi Koordinator Staf Ahli Kapolri, Suhardi juga banyak memfasilitasi kegiatan penanggulangan terorisme, kata Tito.
"Kami harapkan beliau bangun hubungan regional. Ada jaringan di Malaysia, Filipina ada Abu Sayyaf. Thailand diserang. Saya yakin beliau bisa kerja sama di kawasan regional," kata Tito usai menghadiri pelantikan Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan jaringan terorisme yang telah menjadi global berubah dari sebelumnya sebagai pendukung Al Qaeda menjadi pendukung jaringan ISIS.
Menurut dia, Suhardi akan sering bersafari ke luar negeri untuk berhubungan dengan mitra dari negara lain terkait pemberantasan dan penanggulangan terorisme.
"Saya yakin dengan kemampuan beliau. Beliau sudah banyak berkecimpung dengan mitra di negara asing saat jadi Kabareskrim dan saat sekolah di luar negeri. Ini akan memudahkan beliau menangani terorisme di BNPT," katanya.
Tito menjamin pengangkatan Suhardi sebagai Kepala BNPT kendati Suhardi belum pernah bertugas di Detasemen Khusus 88 Anti Teror dan BNPT.
Suhardi, kata Kapolri, adalah sosok jenderal cerdas karena selalu masuk tiga besar terbaik saat pendidikan Akademi Kepolisian, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Sekolah Staf dan Kepemimpinan dan pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
"Beliau di Lemhannas tahun 2011 bersama saya. Dari 80 orang, Beliau nomor dua. Beliau bahas terorisme," katanya.
Dia mengatakan Suhardi pernah menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal yang punya hubungan bawahan langsung dengan Densus 88 Anti Teror bahkan memberi komando ke Densus juga.
Saat menjadi Koordinator Staf Ahli Kapolri, Suhardi juga banyak memfasilitasi kegiatan penanggulangan terorisme, kata Tito.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Jelang pelantikan Presiden dan Wapres RI, PPM harap dapat perkuat sinergi dengan Pemerintah
14 October 2024 18:01 WIB
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017