Jakarta (ANTARA News) - MPR berniat merevitalisasi pengamalan nilai-nilai Pancasila di semua jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Wakil Ketua MPR Evert Ernest Mangindaan mengatakan, hal ini salah satunya dilatarbelakangi oleh antusiasme masyarakat memahami Pancasila beserta Tiga pilar Kebangsaan lainnya yakni UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

"Respon rakyat sangat baik. Banyak sekali permintaan untuk dilakukan sosialisasi oleh berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia. Ini sangat bagus," kata dia saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis, seperti dalam keterangan tertulis MPR.

Mangindaan mengatakan usaha revitalisasi Pancasila ini sama halnya seperti yang dilakukan BP7 di masa lalu, yang memiliki peranan memantapkan kembali wawasan kebangsaan bangsa Indonesia.

"Bedanya sekarang, Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa jangan hanya dihafal tapi bagaimana pemahaman dan implementasinya," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Mangindaan juga sempat memaparkan soal TAP MPR No.VI Tentang Etika Kehidupan Berbangsa dan soal Tantangan Kebangsaan. Dia memandang tantangan bangsa ini sangat berat berasal dari dalam dan global.

"Salah satu contoh tantangan kebangsaan dari dalam adalah masih lemahnya penghayatan dan pemahaman sebagian rakyat soal ajaran agama serta munculnya pemahaman agama yang keliru dan sempit. Hal tersebut sangat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.

"Indonesia perlu memiliki pemimpin yang paham betul akan hal jni dan mampu menyelesaikannya. Rakyat Indonesia juga butuh model panutan atau teladan agar bisa menjadi contoh yang baik," imbuh Mangindaan.

Tantangan lain yang kini dihadapi bangsa ialah persaingan ketat antar bangsa. Hal paling berbahaya di sini adalah menguatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.

"Semua ini harus betul diperhatikan dan selalu waspada. Indonesia juga diserbu kemajuan teknologi seperti gadget, media sosial atau games. Semua kemajuan itu ada baik dan buruknya. Kita harus bijak dalam menggunakannya jangan sampai jati diri bangsa tergerus," tegas Mangindaan.

Turut hadir dalam acara sosialisasi itu, Walikota Tomohon Jimmy F Eman, Wakil Walikota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan, Forkompimda Tomohon. Kemudian Ketua DPRD Tomohon Milky JL Wenur, anggota DPD RI dari Sulawesi Utara Marhany V Pua dan Stefanus BAN Liow serta sekitar 200 peserta sosialisasi dari Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Tomohon.