Olimpiade 2016, Eko Yuli Irawan Bertekad Ganti Perunggu jadi Emas
Jumat, 5 Agustus 2016 6:20 WIB
Menpora Tinjau Pelatnas Angkat Besi. Menpora Imam Nahrawi (kiri) mendapat penjelasan teknik mengangkat beban oleh lifter Eko Yuli Irawan (kanan) ketika meninjau pelatnas angkat besi di Kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (21/6/201
Rio de Janeiro, Antara Jateng - Sudah dua kali lifter Indonesia Eko Yuli Irawan berdiri di podium kehormatan Olimpiade, sebagai peraih perunggu di Beijing 2008 dan London 2012.
Kini di Olimpiade Rio de Janeiro, atlet berusia 27 tahun itu, punya kesempatan lagi untuk ke tingkat podium yang lebih tinggi, atau tidak sama sekali.
"Saya sudah bertekad di Olimpiade kali ini harus lebih bagus," kata Eko kepada wartawan di Rio de Janeiro.
Tapi Eko mengaku berbekal tekad saja tidak cukup, karena di Olimpiade 2016 ini persaingannya bakal lebih ketat.
Oleh sebab itulah ia secara penuh mengikut program pelatnas Olimpiade, serta bersama tim pelatihnya terus memantau perkembangan lifteri-lifter dunia.
"Di latihan, saya bisa melewati prestasi empat tahun lalu, tapi banyak juga yang bisa melewati angkatan itu," kata peraih emas SEA Games 2009, 2013 dan 2015 itum
Meskipun demikian, pengalaman mengikuti Olimpiade dan sejumlah kejuaraan tingkat dunia, membuatnya tampak cukup tenang selama di Brazil.
"Persiapan sudah cukup maksimal, tinggal bagaimana strategi saat bertanding nanti," tambahnya.
Di kelas 62 kilogram putra, Eko masih yang terbaik di antara lifter-lifter nasional atau pun kawasan AsiaTenggara.
Di SEA Games, Eko sudah tiga kali juara, namun di multi event yang lebih tinggi seperti Asian Games dan Olimpiade, prestasi terbaiknya baru sampai perunggu.
Ketika ditanya apakah janji bonus dari Menpora sebesar Rp5 miliar jika meraih medali emas bisa memotivasinya, Eko berpendapat bahwa hal itu cukup menarik.
"Namun fokus saya tetap, yakni berusaha agar jadi juara. Setelah itu, penghargaan atau bonus pasti mengikuti," ujar pria kelahiran Lampung 24 Juli 1989 itu.
Kini di Olimpiade Rio de Janeiro, atlet berusia 27 tahun itu, punya kesempatan lagi untuk ke tingkat podium yang lebih tinggi, atau tidak sama sekali.
"Saya sudah bertekad di Olimpiade kali ini harus lebih bagus," kata Eko kepada wartawan di Rio de Janeiro.
Tapi Eko mengaku berbekal tekad saja tidak cukup, karena di Olimpiade 2016 ini persaingannya bakal lebih ketat.
Oleh sebab itulah ia secara penuh mengikut program pelatnas Olimpiade, serta bersama tim pelatihnya terus memantau perkembangan lifteri-lifter dunia.
"Di latihan, saya bisa melewati prestasi empat tahun lalu, tapi banyak juga yang bisa melewati angkatan itu," kata peraih emas SEA Games 2009, 2013 dan 2015 itum
Meskipun demikian, pengalaman mengikuti Olimpiade dan sejumlah kejuaraan tingkat dunia, membuatnya tampak cukup tenang selama di Brazil.
"Persiapan sudah cukup maksimal, tinggal bagaimana strategi saat bertanding nanti," tambahnya.
Di kelas 62 kilogram putra, Eko masih yang terbaik di antara lifter-lifter nasional atau pun kawasan AsiaTenggara.
Di SEA Games, Eko sudah tiga kali juara, namun di multi event yang lebih tinggi seperti Asian Games dan Olimpiade, prestasi terbaiknya baru sampai perunggu.
Ketika ditanya apakah janji bonus dari Menpora sebesar Rp5 miliar jika meraih medali emas bisa memotivasinya, Eko berpendapat bahwa hal itu cukup menarik.
"Namun fokus saya tetap, yakni berusaha agar jadi juara. Setelah itu, penghargaan atau bonus pasti mengikuti," ujar pria kelahiran Lampung 24 Juli 1989 itu.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Harga minyak "nyungsep" lagi, catat penurunan mingguan terbesar sejak 2016
29 February 2020 8:41 WIB, 2020