Pengamat: Ahok Bisa Gigit Jari Ditinggal Parpol
Plt Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH (ketiga kiri) bersama Ketua DPW Demokrat DKI Jakarta Nahrowi Ramli (kiri), Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo (kedua kiri), Ketua DPW PAN Jakarta Eko Patrio (tengah), Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muh
Diantara tiga partai pendukung Ahok yakni Golkar, Hanura, dan Nasdem, Ubedilah menyebut Golkar lah yang paling berpotensi meninggalkan Ahok karena kader internal partai yang tidak satu suara.
"Golkar itu cara berpolitiknya cenderung pragmatis dan akomodatif. Jadi begitu trennya PDI Perjuangan berhasil mencalonkan Risma (Tri Rismaharini), misalnya, Golkar akan menimbang-nimbang untuk meninggalkan Ahok," tutur Ubed, sapaan karib Ubedilah, saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Menurut Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia itu, kemungkinan partai politik meninggalkan Ahok sangat besar karena mantan bupati Belitung Timur itu memiliki kelemahan yakni arogansi personal dan dinamika politik yang terlalu "liar".
Ahok yang sebelumnya merupakan kader Partai Gerindra, memutuskan keluar dari partai tersebut pada 2014 karena perbedaan pendapat tentang RUU Pilkada.
Ia pun kembali "meninggalkan" relawan Teman Ahok, saat memutuskan maju dalam Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai. Padahal, gerakan relawan tersebut telah berhasil memperoleh satu juta KTP dukungan agar Ahok bisa maju secara independen.
Dengan dua preseden buruk tersebut, PDI-P yang semula membuka peluang untuk mendukung Ahok, kini terkesan menjauh dari mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu.
Terlebih, setelah Ahok menolak undangan pendaftaran calon gubernur DKI oleh PDI-P, sesuai mekanisme internal partai berlambang banteng.
Menurut Ubed, sepak terjang Ahok yang terkesan melecehkan partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi, akan berakibat buruk pada pencalonannya sebagai gubernur DKI Jakarta.
"Ahok akan (berakhir) tragis dan gigit jari. Itu buah dari komunikasi politik yang dia bangun," tuturnya.
Sementara itu, partai Golkar, Hanura, dan Nasdem menegaskan akan tetap kompak/solid karena dukungan yang diberikan untuk Ahok telah diputuskan melalui kajian yang matang.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kabar rencana pernikahan Ahok hingga kontroversi tes benchmark Huawei
08 September 2018 14:05 WIB, 2018
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017