Banjir Bandang Garut, 20 Tewas
Rabu, 21 September 2016 18:33 WIB
Banjir bandang landa Kabupaten Garut. (Foto: BNPB)
Garut, Antara Jateng - Dua puluh meninggal dunia dan 14 korban hilang pascabanjir bandang dan longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat, demikian rilis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut yang disampaikan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Rabu petang.
Dari jumlah tersebut, sembilan anak menjadi korban bencana banjir bandang Garut, sedangkan empat anak dinyatakan masih hilang.
Sementara itu, dua warga meninggal dunia diidentifikasi berasal dari Sumedang, Jawa Barat.
Petugas di lapangan masih melakukan identifikasi nama-nama jasad korban. Saat ini, enam jenazah korban yang belum teridentifikasi namanya.
Berikut ini daftar nama korban meninggal dan hilang berdasarkan jenis kelamin.
Korban Meninggal Laki-laki:
1. Nawawi (55), Asrama Lapangan Paris
2. Irsyad Dwi Maulana (8) – Asrama Lapangan Paris
3. Rejal (8 bulan)
4. Oom (70)
5. Solihin (4), Kampung Bojong Sidika, Desa Haur Panggung, Kecamatan Tarkid
6. Jana (35), Bojong Larang
7. Aceng Daryana (35), Kelurahan Jayaraga, Kecamatan Tarkid
8. Deni (23), Kecamatan Bayongbong
9. Bocah diperkirakan berusia 5 tahun
Korban Meninggal Perempuan:
1. IIs (35), Asrama Lapangan Paris
2. Siti (25), Cimacan Tarkid
3. Nunung (70), Cibunar
4. Seorang perempuan diperkirakan berusia 70 tahun.
5. Santi (38), Asrama Lapangan Paris
6. Revina (7), Asrama Lapapangan Paris
7. Nuryati (58), Asrama Lapangan Paris
8. Seorang anak diperkirakan berusia 6 tahun
9. Seorang anak asal Sumedang
10. Seorang anak asal Sumedang
11. Seorang anak diperkirakan berusia 11 tahun
Korban Hilang Laki-Laki
1. Ano (60), Mekar Sari Haur Panggung, Kecamatan Tarkid
2. Feri (40), Cimacan Tarkid
3. Balita diperkirakan berusia 3 tahun, Cimacan Tarkid
4. Supri (40), Cimacan Tarkid
5. Ahmad (4), Cimacan Tarkid
6. Etoy (12), Cimacan Tarkid
7. Endan (45), Kel. Sukamukti, Kota Garut
8. Balita diperkirakan berusia 3 tahun, Cimacan Tarkid
Korban Hilang Perempuan
1. Dede Sumiayah (52), Asrama Tarumanegara
2. Oon (52), Cimacan Tarkid
3. Lena Agustina (18), Asrama TN
4. Eneng (12), Cimacan Tarkid
5. Kokom (35), Cimacan Tarkid
6. Ane (35), Kelurahan Sukamukti, Kota Garut
Saat ini pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat.
Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat.
Pos komando (posko) dan dapur umum telah didirikan BPBD setempat. Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat. Pendataan masih dilakukan.
Tim Reaksi Cepat telah berada di lapangan untuk membantu BPBD setempat berupa dukungan dana siap pakai dan pendampingan posko.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan permakanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.
Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017. La Nina, dipole mode negatif dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar daripada normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor.
Banjir bandang dan longsor ini dipicu hujan deras sejak Selasa (20/9) pukul 19.00 WIB. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat.
Pada pukul 20.00 WIB banjir setinggi lutut kemudian sekitar pukul 23.00 WIB banjir setinggi 1,5--2 meter. Saat ini sebagian banjir sudah surut. Hal ini menunjukkan kondisi hulu DAS Cimanuk sudah rusak dan kritis.
Dari jumlah tersebut, sembilan anak menjadi korban bencana banjir bandang Garut, sedangkan empat anak dinyatakan masih hilang.
Sementara itu, dua warga meninggal dunia diidentifikasi berasal dari Sumedang, Jawa Barat.
Petugas di lapangan masih melakukan identifikasi nama-nama jasad korban. Saat ini, enam jenazah korban yang belum teridentifikasi namanya.
Berikut ini daftar nama korban meninggal dan hilang berdasarkan jenis kelamin.
Korban Meninggal Laki-laki:
1. Nawawi (55), Asrama Lapangan Paris
2. Irsyad Dwi Maulana (8) – Asrama Lapangan Paris
3. Rejal (8 bulan)
4. Oom (70)
5. Solihin (4), Kampung Bojong Sidika, Desa Haur Panggung, Kecamatan Tarkid
6. Jana (35), Bojong Larang
7. Aceng Daryana (35), Kelurahan Jayaraga, Kecamatan Tarkid
8. Deni (23), Kecamatan Bayongbong
9. Bocah diperkirakan berusia 5 tahun
Korban Meninggal Perempuan:
1. IIs (35), Asrama Lapangan Paris
2. Siti (25), Cimacan Tarkid
3. Nunung (70), Cibunar
4. Seorang perempuan diperkirakan berusia 70 tahun.
5. Santi (38), Asrama Lapangan Paris
6. Revina (7), Asrama Lapapangan Paris
7. Nuryati (58), Asrama Lapangan Paris
8. Seorang anak diperkirakan berusia 6 tahun
9. Seorang anak asal Sumedang
10. Seorang anak asal Sumedang
11. Seorang anak diperkirakan berusia 11 tahun
Korban Hilang Laki-Laki
1. Ano (60), Mekar Sari Haur Panggung, Kecamatan Tarkid
2. Feri (40), Cimacan Tarkid
3. Balita diperkirakan berusia 3 tahun, Cimacan Tarkid
4. Supri (40), Cimacan Tarkid
5. Ahmad (4), Cimacan Tarkid
6. Etoy (12), Cimacan Tarkid
7. Endan (45), Kel. Sukamukti, Kota Garut
8. Balita diperkirakan berusia 3 tahun, Cimacan Tarkid
Korban Hilang Perempuan
1. Dede Sumiayah (52), Asrama Tarumanegara
2. Oon (52), Cimacan Tarkid
3. Lena Agustina (18), Asrama TN
4. Eneng (12), Cimacan Tarkid
5. Kokom (35), Cimacan Tarkid
6. Ane (35), Kelurahan Sukamukti, Kota Garut
Saat ini pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat.
Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat.
Pos komando (posko) dan dapur umum telah didirikan BPBD setempat. Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat. Pendataan masih dilakukan.
Tim Reaksi Cepat telah berada di lapangan untuk membantu BPBD setempat berupa dukungan dana siap pakai dan pendampingan posko.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan permakanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.
Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017. La Nina, dipole mode negatif dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar daripada normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor.
Banjir bandang dan longsor ini dipicu hujan deras sejak Selasa (20/9) pukul 19.00 WIB. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat.
Pada pukul 20.00 WIB banjir setinggi lutut kemudian sekitar pukul 23.00 WIB banjir setinggi 1,5--2 meter. Saat ini sebagian banjir sudah surut. Hal ini menunjukkan kondisi hulu DAS Cimanuk sudah rusak dan kritis.
Pewarta : -
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Inilah jalur alternatif yang disiapkan Pemprov Jateng lewati banjir Demak
10 February 2024 20:24 WIB