Jakarta Antara Jateng - Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang merujuk pada ayat-ayat Al-Quran yang menarik perhatian publik. Dia berpendapat mengaitkan agama dengan konten politik itu tidak tepat, keluar dari etika dan juga berbahaya.

Roy Suryo, dalam akun Twitter @KRMTRoySuryo, mengunggah foto teks berisi pernyataan resmi dari Agus Yudhoyono terhadap pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu, Minggu (9/10) malam.

“Tweeps, Ini Teks Statemen Resmi mas @AgusYudhoyono terhadap kasus Gubernur DKI @basuki_btp di Kepulauan Seribu,” tulis Roy di Twitter yang melampirkan dua foto berisi lembaran pernyataan dari Agus.

Dihubungi terpisah, Rico Rustombi -- juru bicara Agus Yudhoyono -- mengonfirmasi kebenaran pernyataan tersebut.


Berikut adalah pernyataan lengkap Agus Harimurti Yudhoyono.

PERNYATAAN AGUS HARIMURTI YUDHOYONO MENANGGAPI PIDATO GUBERNUR DKI JAKARTA DI PULAU SERIBU YANG DIANGGAP SEBAGAI “PELECEHAN AGAMA”



1. Pidato Gubernur Ahok di hadapan masyarakat Pulau Seribu, yang di antaranya mengaitkan dengan Surat Al Maidah Ayat 51, telah menjadi perhatian publik yang amat luas, khususnya di kalangan umat Islam. Kalau ucapan yang kerap melukai hati kalangan masyarakat semacam ini terus terjadi, saya khawatir akan menimbulkan permasalahan sosial bahkan konflik komunal yang justru seharusnya bersama-sama kita cegah. Mengaitkan ajaran agama (agama apapun) dengan konten politik, terlebih dalam rangkaian pemilihan Gubernur DKI Jakarta dewasa ini, saya nilai tidak tepat, keluar dari etika dan juga berbahaya


2. Saya berpendapat seorang pejabat publik dan pejabat negara, harus sensitif jika berbicara tentang agama, apalagi menyangkut kitab suci dan akidah yang diyakini oleh para pemeluknya. Terlebih jika kata-kata itu diucapkan oleh mereka yang berbeda iman dan agama. Pemimpin harus menjadi contoh dalam ucapan dan perilakunya. Kita juga sepakat, dalam kehidupan bangsa yang amat majemuk ini, toleransi dan kerukunan antar umat beragama amat diperlukan. Bagaimanapun unsur identitas (sara) dalam kehidupan sosial dalam batas-batas tertentu masih merupakan isu yang rawan, karenanya, harus terus menerus dikelola dengan bijak.


3. Kepada saudara-saudara kami ummat Islam saya mengajak untuk sabar dan tabah menghadapi ujian ini, dan jangan terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak semestinya. Saya tahu bahwa kita semua terluka dan berharap keadilan tegak di negeri ini. Oleh karena itu, aduan yang diajukan oleh sejumlah kalangan terhadap penegak hukum, menurut saya perlu direspons secara serius, transparan dan bertanggung jawab. Jika para penegak hukum tetap adil dan tidak tebang pilih, serta terbebas dari intervensi kekuasaan, maka keputusannya akan diterima oleh publik. Namun, menurut pandangan saya, persoalan ini bukan hanya menyangkut isu hukum semata, tetapi juga menjadi isu sosial yang tak boleh diabaikan begitu saja. Selanjutnya, bagaimana cara mengelola isu agama yang berasal dari pernyataan Gubernur Ahok yang kini tengah bergulir dan bisa saja menjadi bola api yang tidak kita kehendaki, kita percayakan kepada negara dan pemerintah. Juga kepada para ulama dan pemimpin agama yang lain. Saya tetap berasumsi negara hadir, dan akan menyelesaikan setiap persoalan dengan bijak, adil dan bertanggung jawab.