Purwokerto, Antara Jateng - Pakar Bioteknologi Pakan Universitas Jenderal Soedirman Ning Iriyanti mengatakan bahwa adanya residu antibiotik pada produk ternak unggas bisa berbahaya bagi masyarakat yang mengonsumsi.

"Residu antibiotik yang tetap terkandung dalam produk unggas bisa berbahaya bagi masyarakat yang mengonsumsi," kata Prof Dr Ning Iriyanti, di Purwokerto, Rabu.

Dia menjelaskan pemeliharaan ternak unggas tidak terlepas dari pemberian imbuhan pakan.

Imbuhan pakan dimaksud di antaranya antibiotik, enzim, hormon, probiotik, prebiotik, sinbiotik, fitobiotik, obat herbal, dan lain-lain.

Tujuan penggunaan pakan imbuhan selain untuk meningkatkan performa ternak juga sebagai pencegahan terhadap penyakit atau untuk menjaga kesehatan ternak.

"Akan tetapi pada beberapa wilayah penelitian, masih ditemukan adanya residu antibiotik pada produk ternak unggas," katanya.

Dia menambahkan, penelitian dilakukan di wilayah Banyumas.

"Namun tidak menutup kemungkinan di wilayah lain juga sama," katanya.

Hal tersebut, kata dia, harus ditinggalkan dengan mencari pakan imbuhan yang aman dan berkualitas serta dapat diadakan secara mandiri oleh peternak.

Sementara itu, dia juga mengatakan, untuk keamanan, maka pemberian antibiotik seharusnya dihentikan minimal tiga hari sebelum unggas tersebut dipotong.

"Jika tiga hari sebelum dipotong pemberian antibiotik dihentikan maka tidak ada residu di tubuh unggas tersebut," katanya.

Dia juga menambahkan, alternatif pemenuhan pakan imbuhan secara mandiri bisa dilakukan dengan mengandalkan pakan yang alami.

"Bisa mengandalkan pakan imbuhan yang berasal dari sumber daya alam lokal yang terjamin mutu, kontinuitas dan harga yang terjangkau," katanya.

Contohnya, tambah dia, minyak ikan lemuru, probiotik isolat indegenous, prebiotik alami dan ramuan herbal fermentasi.