ISIS Hancur Lebur di Desa "Perang Kiamat"
Senin, 17 Oktober 2016 6:34 WIB
ISIS (Reuters)
Beirut, Antara Jateng - Pasukan pemberontak Suriah dukungan Turki merebut desa Dabiq dari ISIS, Minggu waktu setempat, sehingga mengusir kelompok militan itu dari tempat yang dulu dijanjikan mereka sebagai medan berlangsungnya perang kiamat atau perang paripurna melawan Barat.
Kekalahan ISIS di Dabiq yang lama menjadi objek proganda ISIS menggarisbawahi pembalikkan nasib kelompok militan itu yang tahun ini menelan berbagai kekalahan di medan perang di Suriah dan Irak serta kehilangan para pemimpin seniornya yang dibunuh dari udara.
Kelompok militan yang gerak maju cepatnya di dua negara itu untuk kemudian mendeklarasikan khilafah yang mengguncang para pemimpin dunia pada 2014 itu kini bersiap menghadapi ofensif besar-besaran Irak di Mosul yang menjadi wilayah paling berharga ISIS.
Pemberontak yang didukung tank dan pesawat tempur Turki merebut Dabiq dan Soran setelah pecah pertempuran Minggu pagi, kata Ahmed Osman, kepala kelompok Sultan Murad, salah satu faksi Tentara Suriah Merdeka (FSA) yang terlibat dalam pertempuran ini.
"Mitos perang kiamat Daesh (ISIS) di Dabiq telah berakhir," kata dia kepada Reuters.
Juru bicara Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebut pembebasan Dabiq adalah kemenangan strategis dan simbolis melawan ISIS.
FSA adalah payung berbagai faksi pasukan pemberontak yang ingin menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang sudah menewaskan ratusan ribu orang dan mengusir jutaan orang serta menyeret kekuatan regional dan global, selain memberi ruang kepada para jihadis.
Dabiq disebut sebagai situs berlangsungnya perang antara muslim melawan kaum kafir yang akan menandai hari kiamat. Simbolisasi ini dimanfaatkan ISIS sebagai propagandanya secara luas, bahkan menjadi nama majalah mereka, demikian Reuters.
Kekalahan ISIS di Dabiq yang lama menjadi objek proganda ISIS menggarisbawahi pembalikkan nasib kelompok militan itu yang tahun ini menelan berbagai kekalahan di medan perang di Suriah dan Irak serta kehilangan para pemimpin seniornya yang dibunuh dari udara.
Kelompok militan yang gerak maju cepatnya di dua negara itu untuk kemudian mendeklarasikan khilafah yang mengguncang para pemimpin dunia pada 2014 itu kini bersiap menghadapi ofensif besar-besaran Irak di Mosul yang menjadi wilayah paling berharga ISIS.
Pemberontak yang didukung tank dan pesawat tempur Turki merebut Dabiq dan Soran setelah pecah pertempuran Minggu pagi, kata Ahmed Osman, kepala kelompok Sultan Murad, salah satu faksi Tentara Suriah Merdeka (FSA) yang terlibat dalam pertempuran ini.
"Mitos perang kiamat Daesh (ISIS) di Dabiq telah berakhir," kata dia kepada Reuters.
Juru bicara Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebut pembebasan Dabiq adalah kemenangan strategis dan simbolis melawan ISIS.
FSA adalah payung berbagai faksi pasukan pemberontak yang ingin menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang sudah menewaskan ratusan ribu orang dan mengusir jutaan orang serta menyeret kekuatan regional dan global, selain memberi ruang kepada para jihadis.
Dabiq disebut sebagai situs berlangsungnya perang antara muslim melawan kaum kafir yang akan menandai hari kiamat. Simbolisasi ini dimanfaatkan ISIS sebagai propagandanya secara luas, bahkan menjadi nama majalah mereka, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pesawat Rimbun Air ditemukan di ketinggian 2.400 meter di Bilogai dalam keadaan hancur
15 September 2021 11:32 WIB, 2021
Kobe Bryant tewas kecelakaan helikopter, Vanessa mengaku "benar benar hancur"
30 January 2020 14:04 WIB, 2020
Try Sutrisno: Pancasila Dasar Negara NKRI Harus Dipegang agar Indonesia tidak Hancur
26 October 2017 14:05 WIB, 2017
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017