Pelemahan Dolar AS Dorong Harga Emas Naik
Sabtu, 29 Oktober 2016 7:20 WIB
Ilustrasi: harga emas turun (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)
Chicago, Antara Jateng - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena dolar AS melemah meskipun data produk domestik bruto menguat.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 7,3 dolar AS, atau 0,58 persen menjadi 1.276,8 dolar AS per ounce.
Emas mendapat dukungan karena indeks dolar AS turun 0,5 persen menjadi 98,44 pada pukul 18.15 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih murah bagi para investor.
Namun, logam mulia dicegah dari kenaikan lebih lanjut setelah Departemen Perdagangan AS merilis laporan produk domestik bruto (PDB) lebih kuat dari perkiraan pada Jumat.
PDB AS naik sebesar 2,9 persen selama kuartal ketiga 2016, lebih tinggi daripada konsensus. Para analis mencatat bahwa konsumsi pribadi dan pesanan barang-barang tahan lama juga meningkat, dengan barang-barang tahan lama menguat 9,5 persen.
Investor didorong oleh data PDB yang lebih kuat dari perkiraan, dan percaya bahwa dengan mempertimbangkan data AS baru-baru ini yang kuat, the Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah sembilan persen pada pertemuan November, dan 74 persen pada pertemuan Desember.
Para pedagang juga sedang menunggu pertemuan FOMC November pekan depan untuk menciptakan pelaku pasar utama di emas. Pengumuman FOMC diperkirakan setelah penutupan pasar pada Rabu (2/11).
Juga pada pekan depan, diharapkan laporan pendapatan pribadi dan pengeluaran pada Senin (31/10), laporan indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) dan laporan ketenagakerjaan ADP pada Rabu (2/11), klaim pengangguran mingguan pada Kamis (3/11), serta laporan ketenagakerjaan besar dan laporan perdagangan internasional pada Jumat (4/11).
Emas juga mendapat sedikit jumlah dukungan tambahan ketika Indeks Dow Jones Industrial Average AS turun tiga poin atau 0,02 persen pada 18.30 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sementara itu, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.
Perak untuk pengiriman Desember naik 15,7 sen, atau 0,89 persen, menjadi ditutup pada 17,796 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 16,5 dolar AS, atau 1,71 persen, ditutup pada 981,4 dolar AS per ounce, demikian dilaporkan Xinhua.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 7,3 dolar AS, atau 0,58 persen menjadi 1.276,8 dolar AS per ounce.
Emas mendapat dukungan karena indeks dolar AS turun 0,5 persen menjadi 98,44 pada pukul 18.15 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih murah bagi para investor.
Namun, logam mulia dicegah dari kenaikan lebih lanjut setelah Departemen Perdagangan AS merilis laporan produk domestik bruto (PDB) lebih kuat dari perkiraan pada Jumat.
PDB AS naik sebesar 2,9 persen selama kuartal ketiga 2016, lebih tinggi daripada konsensus. Para analis mencatat bahwa konsumsi pribadi dan pesanan barang-barang tahan lama juga meningkat, dengan barang-barang tahan lama menguat 9,5 persen.
Investor didorong oleh data PDB yang lebih kuat dari perkiraan, dan percaya bahwa dengan mempertimbangkan data AS baru-baru ini yang kuat, the Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah sembilan persen pada pertemuan November, dan 74 persen pada pertemuan Desember.
Para pedagang juga sedang menunggu pertemuan FOMC November pekan depan untuk menciptakan pelaku pasar utama di emas. Pengumuman FOMC diperkirakan setelah penutupan pasar pada Rabu (2/11).
Juga pada pekan depan, diharapkan laporan pendapatan pribadi dan pengeluaran pada Senin (31/10), laporan indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) dan laporan ketenagakerjaan ADP pada Rabu (2/11), klaim pengangguran mingguan pada Kamis (3/11), serta laporan ketenagakerjaan besar dan laporan perdagangan internasional pada Jumat (4/11).
Emas juga mendapat sedikit jumlah dukungan tambahan ketika Indeks Dow Jones Industrial Average AS turun tiga poin atau 0,02 persen pada 18.30 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sementara itu, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.
Perak untuk pengiriman Desember naik 15,7 sen, atau 0,89 persen, menjadi ditutup pada 17,796 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 16,5 dolar AS, atau 1,71 persen, ditutup pada 981,4 dolar AS per ounce, demikian dilaporkan Xinhua.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Nilai ekspor ekonomi kreatif hingga pertengahan 2024 capai 12,36 miliar dolar AS
11 September 2024 18:12 WIB