Qodari: Jokowi-Prabowo Sahabat Politik untuk NKRI
Selasa, 1 November 2016 7:48 WIB
Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto tersenyum seusai bertemu, di Padepokan Garuda Yaksa, Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10/2016). (setkab.go.id/Foto: Rahmat/Humas)
Jakarta, Antara Jateng - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengapresiasi pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Senin (31/10) yang dinilainya sebagai langkah dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
"Pertemuan tersebut sangat penting dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Khususnya berkenaan dengan adanya rencana aksi besar pada 4 November 2016," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Qodari melihat keduanya sebagai tokoh penting di republik ini. Jika dilihat dari berbagai survei nasional, keduanya sama-sama memiliki pendukung yang tinggi. Kedua tokoh tersebut adalah dua figur yang sama-sama menjadi rival pada pemilihan Presiden 2014
Lebih lanjut Qodari, meskipun keduanya memiliki pandangan berbeda dalam soal ekonomi dan politik seperti pemilu, pilpres, dan pilkada, tetapi sesungguhnya kedua tokoh tersebut adalah sahabat politik. Keduanya satu kata untuk persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Keduanya masih bisa bertemu untuk menjaga suasana dan situasi yang sejuk dan kondusif.
"Pertemuan tersebut menjadi penting agar tidak ada pihak-pihak yang mempertentangkan perbedaan dalam suku, agama, dan ras," katanya.
Presiden Jokowi pada pertemuan itu meminta para tokoh agar menciptakan suasana yang sejuk bagi bangsa dan negara ini.
Prabowo juga menegaskan pada dasarnya dia ingin Indonesia yang sejuk.
"Saya selalu berharap suasana baik sejak, sebagai anak bangsa saya ingin suasana yang baik," kata Prabowo.
Ditambahkanya, unjuk rasa adalah hak setiap warga menyampaikan suaranya. Namun, jangan sampai bertujuan memecah belah bangsa.
"Bapak Presiden sepintas mengatakan demo hak konstitusional beliau juga ingin yang baik kondusif dan itu yang kita inginkan. Jangan sampai ada unsur yang mau memecah belah bangsa, itu yang kita jaga," kata Prabowo.
"Kita negara majemuk, banyak suku, agama dan ras. Kalau ada masalah kita selesaikan dengan sejuk dan damai," sambungnya.
Qodari mengatakan, persahabatan politik keduanya juga nampak tidak saja pada pertemuan kali ini.
Sebelumnya keduanya pernah bertemu saat usai Pilpres 2014, pelantikan Presiden Jokowi, dan adanya kisruh Polri dan KPK.
"Pertemuan tersebut sangat penting dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Khususnya berkenaan dengan adanya rencana aksi besar pada 4 November 2016," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Qodari melihat keduanya sebagai tokoh penting di republik ini. Jika dilihat dari berbagai survei nasional, keduanya sama-sama memiliki pendukung yang tinggi. Kedua tokoh tersebut adalah dua figur yang sama-sama menjadi rival pada pemilihan Presiden 2014
Lebih lanjut Qodari, meskipun keduanya memiliki pandangan berbeda dalam soal ekonomi dan politik seperti pemilu, pilpres, dan pilkada, tetapi sesungguhnya kedua tokoh tersebut adalah sahabat politik. Keduanya satu kata untuk persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Keduanya masih bisa bertemu untuk menjaga suasana dan situasi yang sejuk dan kondusif.
"Pertemuan tersebut menjadi penting agar tidak ada pihak-pihak yang mempertentangkan perbedaan dalam suku, agama, dan ras," katanya.
Presiden Jokowi pada pertemuan itu meminta para tokoh agar menciptakan suasana yang sejuk bagi bangsa dan negara ini.
Prabowo juga menegaskan pada dasarnya dia ingin Indonesia yang sejuk.
"Saya selalu berharap suasana baik sejak, sebagai anak bangsa saya ingin suasana yang baik," kata Prabowo.
Ditambahkanya, unjuk rasa adalah hak setiap warga menyampaikan suaranya. Namun, jangan sampai bertujuan memecah belah bangsa.
"Bapak Presiden sepintas mengatakan demo hak konstitusional beliau juga ingin yang baik kondusif dan itu yang kita inginkan. Jangan sampai ada unsur yang mau memecah belah bangsa, itu yang kita jaga," kata Prabowo.
"Kita negara majemuk, banyak suku, agama dan ras. Kalau ada masalah kita selesaikan dengan sejuk dan damai," sambungnya.
Qodari mengatakan, persahabatan politik keduanya juga nampak tidak saja pada pertemuan kali ini.
Sebelumnya keduanya pernah bertemu saat usai Pilpres 2014, pelantikan Presiden Jokowi, dan adanya kisruh Polri dan KPK.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Basarah: Pertemuan Jokowi-Prabowo Subianto akan Mencairkan Ketegangan Politik
30 January 2015 5:26 WIB, 2015
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017