3.000 Hektare Padi di Kudus Bakal Diasuransikan
Senin, 7 November 2016 15:54 WIB
Petani berusaha mendirikan kembali tanaman padi yang roboh setelah diterjang angin di kawasan Undaan, Kudus, Jateng. FOTO ANTARA/ Andreas Fitri Atmoko/ss/Spt/13
Kudus, Antara Jateng - Sekitar 2.500-3.000 hektare tanaman padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah akan diasuransikan pada musim tanam (MT) pertama tahun 2016.
"Target kami untuk MT pertama tahun ini sekitar 3.000-an hektare. Sedangkan yang sudah mendaftarkan sekitar 86 hektare sawah yang siap ditanami tanaman padi," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kudus Harsito di Kudus, Senin.
Sementara alokasi yang diberikan untuk Kudus, kata dia, bisa mencapai 4.000-an hektare.
Luas areal sekitar 86 hektare tersebut, kata dia, berasal dari Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo.
Dari luas areal sekitar 3.000-an hektare, kata Harstio, ketika benar-benar direalisasikan sebagian besar berasal dari Kecamatan Undaan.
Menurut dia, areal tanaman padi yang berada di daerah rawan bencana maupun rawan serangan hama bisa diikutkan program asuransi untuk lahan pertanian padi.
Persyaratan untuk mengikuti program AUTP, salah satunya memiliki tanaman padi yang baru berusia 10 hari dan maksimal satu bulan.
Besarnya tarif premi yang harus dibayarkan petani hanya sebesar 3 persen kali harga pertanggungan, sedangkan harga pertanggungannya sebesar Rp6 juta kali luas lahan.
Untuk luas lahan 1 hektare, maka nilai premi yang harus dibayarkan sebesar Rp180 ribu, namun petani hanya dibebani premi murah sebesar Rp36.000, sedangkan Rp144 ribu ditanggung pemerintah.
Kerusakan yang dijamin, yakni menjamin kerusakan fisik dan atau kerugian pada tanaman padi yang dipertanggungjawabkan secara langsung yang disebabkan oleh banjir, kekeringan, dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
OPT untuk hama tanaman, yakni penggerek batang, wereng coklat, walang sangit, tikus, keong mas, dan ulat grayak, sedangkan penyakit tanaman berupa blast, bercak coklat, tungro, busuk batang, kerdil rumput/kuning, kresek dan kerdil hampa.
Adapun luas areal sawah irigasi teknis di Kudus total luasnya sekitar 14.057 hektare, sedangkan lahan sawah tadah hujan seluas 6.533 hektare.
"Target kami untuk MT pertama tahun ini sekitar 3.000-an hektare. Sedangkan yang sudah mendaftarkan sekitar 86 hektare sawah yang siap ditanami tanaman padi," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kudus Harsito di Kudus, Senin.
Sementara alokasi yang diberikan untuk Kudus, kata dia, bisa mencapai 4.000-an hektare.
Luas areal sekitar 86 hektare tersebut, kata dia, berasal dari Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo.
Dari luas areal sekitar 3.000-an hektare, kata Harstio, ketika benar-benar direalisasikan sebagian besar berasal dari Kecamatan Undaan.
Menurut dia, areal tanaman padi yang berada di daerah rawan bencana maupun rawan serangan hama bisa diikutkan program asuransi untuk lahan pertanian padi.
Persyaratan untuk mengikuti program AUTP, salah satunya memiliki tanaman padi yang baru berusia 10 hari dan maksimal satu bulan.
Besarnya tarif premi yang harus dibayarkan petani hanya sebesar 3 persen kali harga pertanggungan, sedangkan harga pertanggungannya sebesar Rp6 juta kali luas lahan.
Untuk luas lahan 1 hektare, maka nilai premi yang harus dibayarkan sebesar Rp180 ribu, namun petani hanya dibebani premi murah sebesar Rp36.000, sedangkan Rp144 ribu ditanggung pemerintah.
Kerusakan yang dijamin, yakni menjamin kerusakan fisik dan atau kerugian pada tanaman padi yang dipertanggungjawabkan secara langsung yang disebabkan oleh banjir, kekeringan, dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
OPT untuk hama tanaman, yakni penggerek batang, wereng coklat, walang sangit, tikus, keong mas, dan ulat grayak, sedangkan penyakit tanaman berupa blast, bercak coklat, tungro, busuk batang, kerdil rumput/kuning, kresek dan kerdil hampa.
Adapun luas areal sawah irigasi teknis di Kudus total luasnya sekitar 14.057 hektare, sedangkan lahan sawah tadah hujan seluas 6.533 hektare.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB