Manfaat bagi Indonesia Jika Hillary Clinton Menang
Selasa, 8 November 2016 8:33 WIB
Calon presiden Amerika Serikat Hillary Clinton (REUTERS)
Jambi, Antara Jateng - Mantan juru bicara kepresidenan, Wimar Witoelar, berpendapat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton lebih mampu memberikan dampak yang baik bagi hubungan Indonesia-AS dibandingkan pesaingnya dari Partai Republik, Donald Trump.
"Implikasi yang paling baik (bagi Indonesia) adalah Hillary Clinton, karena Donald Trump tidak berpengalaman secara politik," kata Wimar ketika ditemui di Jambi, awal pekan ini.
Mantan juru bicara kepresidenan era Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid tersebut menjelaskan sosok Hillary lebih siap dan berpengalaman secara politik karena pernah menjadi ibu negara, senator, dan menteri luar negeri di AS.
Selain aspek tersebut, Wimar juga menilai Hillary lebih baik karena pesaingnya, yaitu Donald Trump, hanya merupakan sosok yang mengandalkan popularitasnya sebagai selebriti dan konglomerat.
Program yang ditawarkan Trump dipandang hanya menyentuh kalangan tertentu di AS, yaitu masyarakat kulit putih berpendidikan rendah dan mereka yang merasa ketinggalan pada kemajuan industri, teknologi, dan globalisasi.
"Sehingga mereka yang terpepet dengan pendatang dan anti-pluralisme berlindung di balik Trump yang berkenan di hati mereka karena akan menciptakan AS yang didominasi orang kulit putih, anti-Islam, anti-imigran, anti-Meksiko, dan karena itu mereka bangkit mendukung," kata Wimar.
Di samping itu, program-program utama yang dikampanyekan oleh Trump dapat berimplikasi kurang baik bagi Indonesia sebagai negara demokrasi dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia.
"Kalau Trump terpilih kita bisa kena sanksi anti-Muslim, dan akan hambatan untuk masuk ke AS. Semua perjanjian perdagangan bebas akan dihapuskan karena dia orientasinya ke dalam. Pakta pertahanan juga akan dibubarkan," kata dia.
Selain itu, kemenangan Trump dapat menyebabkan adanya reorientasi hubungan antara Indonesia dan AS, terutama dalam kaitan dengan angkatan bersenjata karena perubahan kebijakan pakta pertahanan di AS.
Amerika Serikat akan menggelar pemilihan presiden pada 8 November 2016. Pemilihan tersebut diikuti oleh Donald Trump sebagai calon presiden dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
"Implikasi yang paling baik (bagi Indonesia) adalah Hillary Clinton, karena Donald Trump tidak berpengalaman secara politik," kata Wimar ketika ditemui di Jambi, awal pekan ini.
Mantan juru bicara kepresidenan era Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid tersebut menjelaskan sosok Hillary lebih siap dan berpengalaman secara politik karena pernah menjadi ibu negara, senator, dan menteri luar negeri di AS.
Selain aspek tersebut, Wimar juga menilai Hillary lebih baik karena pesaingnya, yaitu Donald Trump, hanya merupakan sosok yang mengandalkan popularitasnya sebagai selebriti dan konglomerat.
Program yang ditawarkan Trump dipandang hanya menyentuh kalangan tertentu di AS, yaitu masyarakat kulit putih berpendidikan rendah dan mereka yang merasa ketinggalan pada kemajuan industri, teknologi, dan globalisasi.
"Sehingga mereka yang terpepet dengan pendatang dan anti-pluralisme berlindung di balik Trump yang berkenan di hati mereka karena akan menciptakan AS yang didominasi orang kulit putih, anti-Islam, anti-imigran, anti-Meksiko, dan karena itu mereka bangkit mendukung," kata Wimar.
Di samping itu, program-program utama yang dikampanyekan oleh Trump dapat berimplikasi kurang baik bagi Indonesia sebagai negara demokrasi dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia.
"Kalau Trump terpilih kita bisa kena sanksi anti-Muslim, dan akan hambatan untuk masuk ke AS. Semua perjanjian perdagangan bebas akan dihapuskan karena dia orientasinya ke dalam. Pakta pertahanan juga akan dibubarkan," kata dia.
Selain itu, kemenangan Trump dapat menyebabkan adanya reorientasi hubungan antara Indonesia dan AS, terutama dalam kaitan dengan angkatan bersenjata karena perubahan kebijakan pakta pertahanan di AS.
Amerika Serikat akan menggelar pemilihan presiden pada 8 November 2016. Pemilihan tersebut diikuti oleh Donald Trump sebagai calon presiden dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
Pewarta : Calvin Basuki
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pemkab Banyumas sediakan huntara bagi 66 keluarga korban pergerakan tanah Ketanda
15 December 2025 14:52 WIB
Wagub Jateng: Pondok Pesantren harus jadi ruang aman dan ramah bagi anak santri
12 December 2025 20:26 WIB
GoTo luncurkan bantuan iuran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan bagi mitra berkinerja terbaik
12 December 2025 17:38 WIB
Pemkab Banjarnegara percepat huntara bagi penyintas bencana longsor Pandanarum
11 December 2025 16:01 WIB
Cilacap mempercepat pembangunan huntara bagi penyintas longsor Cibeunying
10 December 2025 15:52 WIB
Kemenkum Jateng perkuat peran posbankum sebagai pusat edukasi bagi masyarakat
05 December 2025 16:53 WIB
Pemkab Jepara dan Baznas gelar program servis gratis sepeda motor bagi ojol
05 December 2025 7:48 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Samuel Wattimena ingatkan pemenuhan akses bagi difabel
04 December 2025 8:42 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017