Perbandingan Startup di India dan di Indonesia
Jumat, 18 November 2016 9:36 WIB
Aplikasi Parkiran (parkiran.id)
Jakarta Antara Jateng - Menurut co-founder dan director BookMyShow Indonesia Sudhir Syal ekosistem startup di Indonesia masih jauh lebih kecil dibandingkan di India.
"Jika dilihat pendanaan yang didapatkan startup Indonesia 800 juta dolar AS tahun ini, sementara India 4 miliar dolar AS tahun ini," kata dia kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
"Startup India pada 2011 mengumpulkan sekitar 800 juta dolar AS, jadi sekitar 5 tahun di belakang India," sambung dia.
Namun, Sudhir melihat, efisiensi budget perusahaan, QPI (indikator kualitas kerja) dan profitabilitas startup Indonesia lebih baik dibandingkan dengan startup India.
"Ini yang membuat investor lebih melirik Indonesia. Pasar di sini juga semakin tumbuh dan meluas lebih jauh," ujar dia.
Sudhir mengatakan bahwa India banyak memiliki startup ecommerce seperti Flipkart, Snapdeal dan MakeMyTrip, namun startup dalam bidang transportasi seperti Gojek tidak ada.
"Mungkin karena jalanan Indonesia lebih aman sedangkan jalanan di India tidak terlalu aman, jadi tidak akan terlalu mudah untuk mengembangkan startup motor," kata Sudhir.
Sudhir menjelaskan startup yang paling banyak di India adalah ecommerce, dan hi-tech startup yang dia sebut sebagai suporting ecommerce seperti cloud solutions, logistik dan web solutions, startup apapun yang mendukung industri ecommerce.
Ke depannya, dia melihat startup seperti Gojek dan Tokopedia akan lebih banyak lagi.
"Perusahaan-perusahaan ini akan lebih kaya lagi, dan ketika itu terjadi Indonesia akan punya lebih banyak entrepreneur, tapi Indonesia sebaiknya fokus untuk mendapatkan orang yang ahli dalam bidang teknologi dan analatik, seperti yang telah kami miliki," ujar Sudhir.
"Di India banyak anak muda yang belajar teknologi dan pemrograman," tambah dia.
"Jika dilihat pendanaan yang didapatkan startup Indonesia 800 juta dolar AS tahun ini, sementara India 4 miliar dolar AS tahun ini," kata dia kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
"Startup India pada 2011 mengumpulkan sekitar 800 juta dolar AS, jadi sekitar 5 tahun di belakang India," sambung dia.
Namun, Sudhir melihat, efisiensi budget perusahaan, QPI (indikator kualitas kerja) dan profitabilitas startup Indonesia lebih baik dibandingkan dengan startup India.
"Ini yang membuat investor lebih melirik Indonesia. Pasar di sini juga semakin tumbuh dan meluas lebih jauh," ujar dia.
Sudhir mengatakan bahwa India banyak memiliki startup ecommerce seperti Flipkart, Snapdeal dan MakeMyTrip, namun startup dalam bidang transportasi seperti Gojek tidak ada.
"Mungkin karena jalanan Indonesia lebih aman sedangkan jalanan di India tidak terlalu aman, jadi tidak akan terlalu mudah untuk mengembangkan startup motor," kata Sudhir.
Sudhir menjelaskan startup yang paling banyak di India adalah ecommerce, dan hi-tech startup yang dia sebut sebagai suporting ecommerce seperti cloud solutions, logistik dan web solutions, startup apapun yang mendukung industri ecommerce.
Ke depannya, dia melihat startup seperti Gojek dan Tokopedia akan lebih banyak lagi.
"Perusahaan-perusahaan ini akan lebih kaya lagi, dan ketika itu terjadi Indonesia akan punya lebih banyak entrepreneur, tapi Indonesia sebaiknya fokus untuk mendapatkan orang yang ahli dalam bidang teknologi dan analatik, seperti yang telah kami miliki," ujar Sudhir.
"Di India banyak anak muda yang belajar teknologi dan pemrograman," tambah dia.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BRI dan UI kembangkan community branch, UI-BRIWORK Startup Center siap lahirkan pengusaha muda
30 August 2024 15:07 WIB
"Investor Meet and Awarding Night" pungkasi Program "Hetero for Startup Season 3"
19 August 2023 7:42 WIB, 2023
Mahasiswi Unsoed raih Juara 1 Export Startup Matchup Competition 2023
13 August 2023 15:26 WIB, 2023